Geger Isu Ada Warga Terjangkit COVID-19 Bikin Panik Masyarakat Pesisir Barat

Geger Isu Ada Warga Terjangkit COVID-19 Bikin Panik Masyarakat Pesisir Barat
Kepala Dinas Kesehatan Pesibar, Tedi Zadmiko

PESISIR BARAT - Geger isu di kalangan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, terkait informasi adanya warga yang sudah positif terjangkit coronavirus disease-2019 (COVID-19).

Tak pelak merebaknya informasi tersebut membuat sejumlah masyarakat merasa panik.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pesisir Barat, Tedi Zadmiko, ketika dikonfirmasi via sambungan ponselnya, Rabu (22/04), membantah jika sudah ada warga Pesibar yang sudah positif COVID-19. Meski begitu, berdasarkan hasil interogasi oleh petugas orang dimaksud gejala-gejala yang dialami sudah terpenuhi.

"Orang tersebut berprofesi sebagai tukang urut, sebelumnya dia (tukang urut-red) pernah mengurut seseorang yang baru saja mudik dari Bekasi. Dan si tukang urut tersebut tidak kenal dan tidak mengetahui identitas orang yang diurutnya itu," ungkap Tedi.

"Saya tegaskan bahwa orang tersebut belum bisa dikatakan positif COVID-19, karena uji lab saja belum dilakukan dan baru akan berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pada besok, Kamis (23/04). Sehingga masyarakat jangan termakan isu yang bisa membuat panik," tegas Tedi.

Dituturkannya, saat ini hasil interogasi tersebut sudah dilaporkan ke provinsi secara online dan tukang urut tersebut sudah dilakukan isolasi dan dalam persiapan untuk di rujuk ke provinsi. "Kami sudah melaporkan ke provinsi dan masih menunggu persetujuan untuk segera dilakukan rujuk ke provinsi," lanjutnya.

"Petugas kami juga saat ini sedang mencari identitas orang yang baru saja mudik dari Bekasi yang sebelumnya urut dengan tukang urut itu, untuk dilakukan penanganan lebih lanjut," imbuhnya.

Masih kata Tedi, pihaknya lagi-lagi mengimbau masyarakat untuk tidak panik dengan informasi tersebut, tidak melakukan aktifitas diluar rumah jika memang tidak terlalu penting, tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, cuci tangan, dan selalu gunakan masker.

"Dan bagi masyarakat yang mudik untuk meningkatkan kesadarannya untuk memberikan identitas dan informasi secara jujur kepada petugas saat diperiksa di posko dan mengisolasi diri selama 14 hari," kata Tedi.

"Saat ini petugas kesulitan untuk mencari keberadaan orang yang sebelumnya urut dengan tukang urut itu. Kalau sudah begini repot semua kita," tukasnya.