Dua Gedung Sekolah di Lebak Ambruk, FKMPP Banten: Dinas Pendidikan Harus Bertanggung Jawab

LEBAK – Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pembangunan (FKMPP) Provinsi Banten menyebut Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak merupakan pihak yang paling bertanggung-jawab terkait ambruknya dua gedung sekolah di kabupaten tersebut.
Ketua FKMPP Nanang Roesnandar Hr mengatakan, pada 2021 lalu, rehab gedung sekolah khususya SMP di Kabupaten Leba cukup banyak. Namun tidak ada prioritas utama dari dinas dalam menentukan sekolah mana yang harusnya lebih diutamakan.
“Jangan terkesan tebang pilih, sehingga yang nyata-nyata perlu disegerakan justru terabaikan. Seperti sekolah-sekolah menengah yang berkedudukan di kota yang justeru mendapat skala prioritas, sementara yang berada jauh dari kota kabupaten dinomorduakan,” kata Nanang, Selasa (23/11).
Terkait insiden robohnya dua gedung sekolah tersebut, Nanang menduga Disdik lebih ingin menonjolkan sekolah-sekolah menengah di perkotaan agar lebih bagus, tapi tidak memperhatikan sekolah di wilayah pedesaan.
Padahal kata dia, tujuan dari diadakannya bantuan rehab lebih kepada faktor kebutuhan karena keadaan gedung sekolah tersebut sudah harus mendapatkan rehabilitasi. Ia menduga, Disdik lebih mengedepankan sisi bisnisnya dalam menentukan sekolah mana yang akan mndapatkan rehabilitasi.
“Oleh karena itu, saya meminta aparat penegak hukum untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit dengan melakukan penyelidikan dugaan adanya 'main mata' dalam menentukan pemilihan sekolah yang akan mendapatkan rehab," tegasnya.
Perlu diketahui, setelah sehari sebelumnya ruang kelas SMPN 2 Gunungkencana roboh, hari ini, Selasa (23/11), sekitar pukul 13.00 WIB ruang Laboratorium (Lab) milik SMPN 1 Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten roboh, di duga akibat bangunan yang sudah rapuh. Dalam kejadian tersebut dikabarkan lima orang siswa menjadi korban tertimpa puing-puing bangunan yang ambruk.