DPRD Nilai DLH Tulangbawang Barat Tidak Serius Tanggulangi Sampah

TULANGBAWANG BARAT - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tulangbawang Barat, Lampung dalam waktu dekat berencana memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempay karena dinilai tidak mampu menanggulangi penumpukan sampah yang terjadi di wilayah itu.
Wakil Ketua I DPRD Tulangbawang Barat Busroni menilai DLH tidak serius menangani permasalahan sampah di Tulangbawang Barat. Selain itu, juga terkait karut marutnya anggaran di dinas tersebut.
"Kita akan panggil DLH untuk hearing. Kami DPRD menyoroti kinerja dari DLH terutama terkait penanganan sampah di area pasar-pasar yang semestinya menjadi prioritas, karena sudah menumpuk dan bahkan sejak kemarin sampai menutupi jalan seperti di pasar Dayamurni," tegas Busroni, Rabu (14/07).
Busroni menambahkan, jika pihak DLH mengatakan mereka minim anggaran hanya Rp2 juta per bulan per mobil, maka ini perlu dilakukan evaluasi dan langkah tegas, mengingat sampah di pasar-pasar maupun di jalan protokol haruslah diangkut setiap hari.
"Jika anggaran segitu jelas tidak cukup, sedangkan yang menyusun dan mengatur anggaran kan mereka khususnya Kepala DLH itu sendiri. Sehingga kami meminta mereka segera harus bertindak, apalagi saat ini musim Pandemi dan Hujan, yang mana menumpukan Sampah dikhawatirkan justru menjadi perkembangan Virus yang kian meningkat," terangnya.
Senada diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Yantoni, juga mengatakan, anggaran itu mereka sendiri yang melakukan usulan dan dibahas bersama Tim anggaran, serta tidak ada permasalahan oleh mereka saat dibahas.
"Pemanggilan akan kita agendakan segera melihat jadwal, dan kalau ada masalah kami akan meminta DLH tidak sungkan dan ragu-ragu untuk menyampaikan agar kemudian dapat didorong dalam penyusunan anggaran," jelasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Firmansyah melalui Kabid Sampah dan B3 Hartawan, saat dikonfirmasi mengatakan, untuk pengangkutan sampah itu dijadwalkan memang dalam seminggu hanya 2 atau 3 kali.
"Hal itu kita lakukan karena benar anggaran kita minim hanya Rp2 juta per bulan per mobil. Dan saat ini kita juga hanya memiliki 2 mobil yang bertugas mengangkut Sampah-sampah tersebut, yakni satu di area pasar Dayamurni-Mulyaasri dan protokol, dan satu lagi di area pasar Panaragan Jaya- Pulung Kencana dan protokol," ungkapnya.
Namun, kata dia, kondisi kedua mobil tersebut sudah memprihatinkan, karena mesin yang sudah tua dan sering rusak.
"Petugas dalam 1 mobil ada 8 orang, sehingga dengan anggaran Rp2 juta tentunya tidak cukup," imbuhnya.