Dampak Korona, Kedai Kopi Andalkan Ojek Online

BANDARLAMPUNG - Masa darurat covid-19 diperpanjang hingga 29 Mei 2020. Hal tersebut berimbas negatif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah dibidang kuliner.
Sejumlah kedai kopi di Bandarlampung, Provinsi Lampung, mulai mengalami penurunan omset dan jumlah pengunjung. Salah satunya adalah dr coffe yang mengalami penurunan omset 60 persen dan penurunan jumlah pengunjung hingga 80 persen sejak 18 Maret lalu.
"Menangani wabah ini kita menaikkan omset melalui ojek online. Kita juga lagi gencar kampanye di media sosial dengan hastag ngopi di rumah lewat grab food atau go food. Untuk harga juga kita kasih diskon," ujar M Al Gazali pemilik kedai dr coffe, Senin (23/03).
Selain itu, dr coffe juga mulai menggunakan peralatan sekali pakai, hand sanitizer bagi karyawan dan pengunjung guna mengindari penularan virus covid-19 ini.
Menurut Al Gazali, sudah ada 4 karyawan yang dirumahkan sejak penurunan omset dan jumlah pengunjung kedai.
"Kita kasih 2 pilihan, mau tetap kerja atau libur. Tapi sekarang sudah ada 4 orang yang kita liburkan karna kita juga sulit mengambil keputusan. Jadi sekarang ada 4 orang diliburkan 4 orang masih kerja. Nanti kalau wabah ini sudah lewat kita tarik lagi mereka," imbuhnya.
Ia juga berharap wabah ini akan segera ditemukan antivirusnya sehingga semua masyarakat bisa beraktifitas seperti biasa menikmati kopi di kedai kopi dan omset mereka semakin meroket.
Kondisi tak jauh berbeda juga dialami oleh kedai kopi Warkop Waw yang mengalami penurunan omset 30 persen sejak pemerintah memberi imbauan untuk menjauhi kerumunan.
"Kita kehilangan pengunjung milenial si, kalau yang udah biasa buat minum kopi sehat masih sama aja belum berkurang karena mereka juga lebih sering pesan online tinggal telfon aja nanti kita antar. Karna genre kopi kita kan kopi sehat bukan lifestyle jadi orang-orang pasti butuh juga buat kesehatan apalagi yang punya diabetes," ujar Ismail pemilik kedai.
Meski demikian, ia juga merasa was-was jika wabah virus ini semakin memburuk dan pemerintah tidak memberi stimulus apa pun bagi pelaku usaha.
Menurutnya, langkah terburuk yang harus diambil adalah merumahkan karyawan.
"kita juga bingung ya oprasional terus jalan sedangkan kita nggak dapet stimulus apa pun. Karna lama-lama ini jadi semakin sulit ojol juga nanti lama-lama pada berkurang karna takut kena virus juga," terangnya.
Diskusi Kopi baru menggunakan sistem ojek daring sejak adanya virus korona.
Menurut Prasetya Nugroho pemilik kedai tersebut, mereka lebih mengutamakan layanan atmosfer di dalam kedai tersebut dibandingkan jumlah cup yang di jual. Namung mengatisipasi penurunan omset mereka inisitaif menggunakan jasa ojek online.
"Biasanya 1kg kopi buat sehari, tapi udah 3 hari ini belum abis-abis. Jadi kita mulai pake ojek online lumayan meningkat penjualannya. Terakhir kemarin kita jual 54 cup," ujarnya.