Cuaca Ekstrem Melanda Perairan Lampung, BMKG Ingatkan Nelayan

Cuaca Ekstrem Melanda Perairan Lampung, BMKG Ingatkan Nelayan
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Neneng Kusrini | Foto: Istimewa

BANDARLAMPUNG-Memasuki musim pancaroba, BMKG mengingatkan masyarakat terutama para nelayan agar lebih waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayah perairan Lampung. 

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Neneng Kusrini, mengatakan bahwa saat ini kecepatan angin di kawasan Pesisir Barat  dan Lampung Selatan dapat mencapai hingga 20 knot.

"Angin tersebut membuat tinggi gelombang sekitar 1,25 hingga 2 meter," katanya, Senin (28-10-2024).

Neneng mengimbau kepada para nelayan yang hendak turun melaut harus waspada terhadap angin kencang yang sedang berhembus, terutama untuk kapal kecil.

“Angin kencang dan gelombang tinggi ini cukup berdampak pada aktivitas nelayan. Kapal kecil sangat disarankan untuk berhati-hati, sementara kapal besar masih aman untuk berlayar,” jelasnya.

Berdasarkan data BMKG, Neneng mengungkapkan kondisi angin kencang diprediksi akan bertahan setidaknya hingga tujuh hari ke depan.

BMKG meminta masyarakat untuk terus memantau informasi resmi terkait cuaca melalui kanal BMKG sebelum melakukan aktivitas di laut. “Dengan begitu, nelayan bisa merasa lebih aman dan mendapatkan informasi yang akurat sebelum berangkat melaut,” imbuhnya.

Selain angin kencang BMKG juga meminta warga untuk waspada terhadap banjir rob. Dimana, wilayah yang terdampak meliputi Bandarlampung, Pesawaran, Lampung Selatan, Pesisir Barat, dan Tanggamus.

“Banjir rob kali ini disebabkan oleh faktor astronomis saat bulan purnama. Fenomena ini bisa mencapai ketinggian 1,6 meter dan terjadi sekitar 10 kali setahun. Banjir rob biasanya terjadi pada malam hari selama 5-6 jam," ungkapnya.

BMKG mengimbau masyarakat di pesisir agar waspada terhadap genangan yang berpotensi menyebabkan kerusakan.

"Sebaiknya barang-barang diletakkan di tempat yang lebih tinggi untuk mengurangi dampak kerusakan," pungkasnya.