BUMDes Mart Kampung Neset Diresmikan, Asisten Dua: Bisa Jadi Contoh Untuk Kampung Lain

MAYBRAT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat, Papua Barat melalui asisten dua bidang pembangunan dan perekonomian Engelbertus Turot, meresmikan salah satu badan usaha milik desa atau BUMDes Mart di kampung Neset distrik Aifat Utara, Rabu (01/07).
Ditemui usai peresmian Engel mengungkapkan, kehadiran BUMDes Mart Neset merupakan satu-satunya dan pertama kali di Maybrat. Untuk itu dia berharap, kehadiran BUMDes atau sebutan lain adalah kampung Mart (K-Mart) itu bisa memberi rangsangan bagi kampung bahkan distrik lainnya di Maybrat
"BUMDes ini dia hadir memberi contoh bahkan sebagai pilot project bagi distrik lain di wilayah Kabupaten Maybrat ini," jelasnya mewakili Bupati Maybrat, Sagrim.
BUMDes mart ini, menurut Engel, keberadaannya membawa dampak positif bagi warga setempat. Olehnya ia berharap masyarakat memanfaatkannya sebagai wadah dalam menanamkan jiwa kreativitas dan berwirausaha.
"BUMDes yang ada ini sebagai wadah untuk warga disini (Neset-red) dan juga sebagai tempat mereka berkreasi serta kembangkan diri dalam berwirausaha, selain itu juga memperpendek masyarakat untuk tidak perlu turun ke sorong berbelanja lagi," tambahnya
Kadang-kadang, lanjut Engel, orang Maybrat atau bahkan orang Papua umumnya dimana-mana timbul kecemburuan sosial dalam konteks persaingan bisnis dengan pendatang.
"Kadang-kadang kita orang Papua banyak mengeluh, kenapa itu pendatang bisa kami tidak bisa. Padahal peluang dan kesempatan selalu ada, hanya kita sendiri tidak pernah manfaatkan peluang yang ada dengan baik," ungkapnya.
Namun begitu, dirinya mengaku, jika diamati sebenarnya masyarakat sendiri punya kemauan serta potensi yang mestinya dikembangkan oleh pemerintah
"Ini sebenarnya masyarakat di Maybrat ini juga punya potensi ya. Kalau dilihat, ibu-ibu, bapak-bapak, cuma belum ada pendampingan secara baik dari kita pemerintah sendiri," imbuhnya.
Dia berharap, dengan hadirnya BUMDes gagasan intelektual asal Kampung Neset yakni Fransiskus Xaverius Tenau ini, kiranya memberi rangsangan serta perhatian penuh oleh Pemerintah Maybrat.
"Semoga ini bisa membawa rangsangan bagi kami pemerintah agar adanya perhatian serius, terutama melalui OPD-OPD terkait misalnya dinas koperasi dan perdagangan, pemberdayaan masyarakat Kampung, atau sektor pertanian dan sebagainya," harapnya.
Lebih lagi, ia mengaku, secepatnya akan memberi masukan serta saran kepada bapak bupati sebagai pengambil kebijakan terkait pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
"Harapan kami, apa yang ada ini masyarakat mendukung penuh, terutama warga yang ada disini, baik itu jaga keamanan, dan kekompakanya," tutupnya.
Hal senada disampaikan Kepala Distrik Aifat Utara, Philipus Fanataf. Ia pun turut beri apresiasi kepada warga Neset, terutama Frans Tenau yang menurutnya telah merealisasikan kebijakan sebagaimana amanat prioritas dari dana desa itu sendiri salah satunya adalah BUMDes
Menurutnya, kebanyakan kampung bahkan distrik selama ini dalam melaksanakan program dominannya masih berorientasi pada pembangunan fisik.
"Jadi hari ini Kampung Neset melalui pak Frans sudah mulai membuka tabir ini, saya berharap semua wilayah bisa ambil dampak positif di kampung ini," ungkap dia.
Ia berjanji, dalam waktu dekat akan menemui pihak pemerintah dalam hal ini pak bupati untuk berupaya menyeragamkan harga diwilayah itu yang dinilainya masih tumpang tindih (tidak seragam).
"Tadi sudah diutarakan Pak Frans, harga disini dan Sorong sama. Jadi mari kita semua berbondong-bondong ke sini, saya juga dalam waktu dekat akan ketemu pemerintah untuk bicara terkait harga di wilayah ini agar jadi satu harga untuk kios-kios yang lainya, saya sudah ambil data kios-kios yang ada agar tidak naik turun untuk kios-kios ini," pungkasnya.