Bripda Tika Sinaga Galang Dana untuk Penderita Kanker Mata

MEDAN – Kondisi Tambunan (62) penderita kanker mata parah membuat prihatin Bripda Tika Sinaga.
Personel Ditsamapta Polda Sumut ini bersama beberapa teman lainnya mengumpulkan donasi dari media sosial, senior dan junior dikantor dan para dermawan lainnya untuk disumbangkan kepada Tambunan.
Dari penggalangan dana tersebut, terkumpul donasi sebesar Rp21,3 juta.
Lalu, pada Senin (10/08) lalu, Bripda Tika Sinaga mengunjungi lokasi Tambunan di Jalan Selambo Raya, Amplas Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk memberikan sembako dari uang donasi yang terkumpul serta membawa Bapak Tambunan berobat dan membersihkan lukanya ke Rumah Sakit Bhayangkara TK II Kota Medan.
Atas perintah Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin, Bripda Tika Sinaga diizinkan membawa masyarakat yang tidak mampu berobat ke Rumah Sakit Bhayangkara TK II Kota Medan. Sampai hari ini sudah kali keempat Tambunan berobat dan membersihkan luka nya di RS Bhayangkara Medan gratis tanpa biaya apapun.
Disamping itu saat ini rumah Tambunan sedang proses renovasi agar lebih layak dan nyaman ditempati. Setelah itu akan dilanjutkan kembali perobatan di RS Bhayangkara hingga kondisi bapak tambunan semakin baik kedepannya.
"Harapan saya semoga hal-hal seperti ini dapat berkurang khususnya di Kota Medan, dan masyarakat kurang mampu dapat ditolong dengan saling membantu satu sama lainnya," ungkap Tika kepada media.
Tambunan beserta keluarga tak henti-henti mengucap syukur dan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Kapolda Sumut dan Bripda Tika Sinaga karena sudah membantu pengobatan, donasi dan renovasi rumahnya.
"Kami hanya bisa ucapkan terima kasih, karena kami tidak tau membalasanya bagaimana, semoga Tuhan lah yang membalas kebaikan Bapak Kapolda dan kebaikan personil Polda Sumut," ujar Tambunan terharu.
Untuk diketahui, kanker mata yang di alami Tambunan menyebabkan salah satu matanya mengalami kebutaan dan kondisi daging sudah mengelupas dan selalu bernanah sehingga mengeluarkan aroma tak sedap.
Tambunan bekerja membotot atau mengumpulkan barang bekas dibantu oleh anak laki-lakinya.
2 dari 3 anaknya mengidap kelainan mental. Memiliki kehidupan yang sangat menderita karena sakit parah yang dideritanya ditambah kondisi rumah yang sangat jauh dari kata layak. Untuk makan sehari-hari pun sudah sulit, bahkan tidak ada pintu kamar mandinya.