Bayi 10 Bulan di Tulangbawang Barat Kritis Usai Motor yang Dibawa Ibunya Tabrak Mobil Pengangkut Kayu
TULANGBAWANG BARAT - Aldafi Anggara warga Tiyuh (Desa) Tanjungselamat, Kecamatan Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung sudah empat hari kritis di Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Metro pascakecelakaan.
Bocah 10 bulan itu baru saja menjalani operasi pasca-motor yang dia tumpangi bersama ibu dan neneknya menabrak mobil Pick Up Grand Max milik pengusaha panglong kayu di Tiyuh Kartaraharja pada Rabu (27/10) lalu.
Jenika Anggraini ibu kandung Aldafi Anggara menceritakan, saat itu dirinya hendak pulang ke rumah bersama orang tuanya Ekawati dan anak balitanya itu menggunakan sepeda motor.
"Kami usai belanja kebutuhan rumah tangga di pasar Dayamurni kecamatan Tumijajar. Saat itu saya mengendarai motornya, anak saya digendong ibu di boncengan belakang," katanya, Minggu (31/10).
Tepatnya di depan pertamini partashop Tiyuh Kartaraharja, lanjut dia, mobil Grand Max bermuatan kayu mendadak melaju menyeberang dan menutup jalan. Seketika itu dia berupaya menghindar muatan kayu yang menjulur keluar dari bak mobil.
“Tak ayal motor kami menabrak bak samping mobil tersebut kemudian kami terjatuh dan anak kami langsung pingsan tidak sadarkan diri,” ujarnya.
Oleh warga Aldafi di bawa ke Puskesmas Tiyuh Kartaraharja. Namun, tim medis menyarankan Aldafi dirujuk ke Rumah Sakit Asy-Syifa Medika karena kondisinya memburuk. Setelah tiba di RS Asy-Syifa langsung dilakukan tindakan medis
“Selang beberapa menit ada perubahan. Dia mulai sadar namun tim medis RS Asy-Syifa juga menyarankan harus dirujuk ke rumah sakit di Bandarjaya atau Metro.
"Kami membawa anak kami ke RS Muhammadiyah Metro. Disana anak kami langsung di scanning. Setelah itu pihak rumah sakit menyarankan anak kami harus segera dilakukan operasi, karena hasil scanning ada gumpalan darah dan keretakan tulang dibagian kepala ," tuturnya.
Pasca di operasi selama tiga hari, dalam proses pengobatan di ruang ICU ada perubahan mulai membaik namun tim medis tidak menjamin bahwa anak kami bisa normal seperti sedia kala.
"Pada Sabtu (30/10) sore kondisi fisik anak kami mengalami perubahan buruk. Tingkat kesadarannya menghilang , nafas tersengal sengal. Hingga Minggu siang napas dan detak jantung sempat menghilang, sehingga dokter melakukan tindakan pemasangan selang ett, untuk membantu pernafasannya," jelasnya.
Sementara, Darwin ayah kandung Aldafi sudah melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya ke Kepolisian. Dia meminta Polisi memproses pengemudi dan pemilik usaha panglong sesuai aturan yang berlaku.
"Tempat usaha panglong kayu pemilik mobil tersebut sangat berdekatan dengan badan jalan sehinggaa membahayakan bagi keselamatan masyarakat saat melintas di daerah tersebut," kata Darwin.
"Empat hari lalu, Pak Kasno mengutus Kepala Tiyuh untuk mengklaim biaya pengobatan melalui BPJS, namun ditolak pihak rumah sakit lantaran kami telah menandatangani dengan pembiayaan umum. Pastinya, mereka hanya ingin membantu biaya pengobatan anak kami hanya 50 persen saja," paparnya.