Atasi Dampak Pandemi, Kemensos Perkuat Layanan Psikososial

JAKARTA - Selain bantuan sosial (bansos) sembako dan bansos tunai sebagai jaring pengaman sosial dalam penanganan dampak Covid-19, Kementerian Sosial juga memperkuat dan mendorong layanan dukungan psikososial (LDP). Hal ini karena dampak COVID-19 bagi masyarakat juga menyangkut aspek traumatis (psikologis), selain sosial dan ekonomi.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara mendorong jajarannya untuk memperkuat program layanan psikososial dalam mengatasi pandemi COVID-19. Mensos menyatakan, pandemi berdampak pada hampir semua kelompok masyarakat.
Katanya, tidak hanya masyarakat level bawah, mereka yang bekerja di sektor swasta yang biasanya mendapat pemasukan rutin, bisa tiba-tiba kehilangan penghasilan. Malah, pemilik usaha juga bisa terancam, karena usahanya harus tutup.
“Perubahan sangat cepat dan drastis ini berpengaruh psikologis dalam kehidupan kita. Kecemasan, ketakutan, kepanikan, kemungkinan akan menjadi awal yang dirasakan oleh masyarakat. Ini harus direspon Kemensos,” kata Mensos saat menjadi pembicara kunci acara Webinar bertajuk “Peluncuran Program Layanan Psikososial Merespon Pandemi COVID-19”, di Jakarta, Selasa (12/05).
Kalau mereka tiba-tiba jatuh miskin, katanya, ini tentu bukan hanya masalah ekonomi dan sosial. Tapi juga ada masalah psikologis. Masalah psikologis dan emosional juga muncul pada keluarga dimana salah satu anggotanya terkena COVID-19.
Karena harus terpisah akibat isolasi, stigma dan perlakuan yang tidak pantas yang mungkin timbul dari lingkungan. “Program Layanan Psikososial bisa mengurangi beban emosi individu maupun masyarakat. Dengan kondisi emosi masyarakat yang bisa ditangani dengan baik, diyakini juga akan membantu kesiapan dan daya tahan masyarakat dalam situasi saat ini,” tandas Mensos.