Arief Poyuono : Rakyat Kesal dan Sebal Karena Iuran BPJS kesehatan Naik

JAKARTA - Wabah pandemi COVID-19 membuat kondisi pendapatan rakyat menengah kebawah menurun drastis, jutaan pekerja kena PHK, sektor informal dan formal tidak luput berhenti produksi. Kalangan atas yang masih memiliki mesin-mesin berusaha mati-matian agar bisa menghasilkan serta tetap memberikan gaji bagi pekerjanya..
“Tapi disaat seperti ini kenapa Kang Mas Joko Widodo malah menaikan iuran BPJS kesehatan,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra FX Arief Poyuono menanggapi Perpres no 64 tahun 2020 tentang kenaikan iuran BPJS, Kamis (15/04).
Arief menyatakan, keputusan Presiden menetapkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan, konyol.
“Disaat beban hidup makin berat, tentu rakyat semakin jauh dari fasilitas kesehatan akibat kenaikan iuran BPJS kesehatan ini, kondisi Ini mengarah pada kemelaratan nasional, trus dimana rasa kemanusiaan Kang Mas Joko Widodo?, “ kata Arief.
Seharusnya, kata Arief, Prsiden paham akan kondisi rakyatnya. Terlebih Presiden kerap membagi-bagi sembako langsung ke rakyatnya.
“Jelas bahwa rakyat beli sembako saja sulit, lalu kenapa ditambah Iuran BPJS Kesehatan dinaikan. Rakyat pilihannya sekarang tos-tosan untuk sambung hidup daripada bayar iuran BPJS kesehatan yang naik. Jikapun sakit iya sakit saja gak perlu ke rumah sakit karena gak bayar BPJS Kesehatan,” timpalnya.
Meski ketumnya, Prabowo Subianto saat ini jadi “jadi anak buah” Presiden, dia berharap Presiden Jokowi sadar dan jika memang benar-benar prorakyat.
“Tarik atau cabut Perpres kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan gunakan dana dari Perpu 1/2020 penanggulangan COVID-19 untuk mensubsidi iuran BPJS Kesehatan jangan malah untuk hura-hura,” tegasnya saat dikonfirmasi monologis.id.
Dia mengingatkan, Presiden Jokow jangan sampai rakyat sebal dan kesal. Apalagi kenaikan ini pernah dibatalkan oleh MA.