Aktivis Tuding Bupati Aceh Timur Melakukan Pembiaran Bimtek Miliaran Ditengah Pandemi

Aktivis Tuding Bupati Aceh Timur Melakukan Pembiaran Bimtek Miliaran Ditengah Pandemi
Ronny Hariyanto (Foto: Istimewa)

ACEH TIMUR - Aktivis Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, melontarkan kritik tajam ke Bupati Aceh Timur, Hasballah M.Thaib.

Ronny menuding Hasnbalah terkesan melakukan pembiaran digelarnya kegiatan bimtek yang menggunakan dana desa miliaran rupiah di tengah pandemi COVID-19, yang melibatkan sejumlah kepala desa di salah satu hotel megah di Aceh Timur.

"Bimtek itu mencerminkan rendahnya sensitifitas para elit, terhadap kondisi rakyat miskin di Aceh Timur, yang lebih membutuhkan kesejahteraan, apalagi di tengah pandemi COVID-19 ini. Padahal secara nasional, dana lain saja dialihkan untuk membantu masyarakat terdampak COVID-19, ini kan terkesan pembiaran, buktinya hingga detik ini bupati tidak bersuara soal ini, ada apa?," kata Ronny, Senin (31/08).

Menurut eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu, dana desa yang rencananya digelontorkan ke Bimtek sebesar Rp5 juta per peserta. Satu desa mengirimkan 4 orang peserta, diantaranya geuchik, sekdes dan aparatur desa lainnya. “Jika dikalikan 513 desa totalnya bisa mencapai Rp10 miliar. Seharusnya dana itu digunakan untuk mensejahterakan masyarakat miskin, memberi modal usaha bagi pemuda dan masyarakat serta kepentingan produktif lainya,” ujar Ronny.

Dia mengansumsikan jika dana tersebut digunakan untuk modal usaha bagi masyarakat miskin di Aceh Timur, maka 1000 usaha baru akan muncul dan bisa mengtasi kemiskinan.

Ronny mendesak Bupati Aceh Timur memanggil para bawahannya, yang diduga terlibat merancang acara tersebut, dan mempertanggungjawabkan segalanya.

"Siapa otak di balik Bintek ini, kita minta Bupati Rocky –sapaan Haballah M Thaib-- segera memanggil bawahannya dan menghentikan itu semua dan mempertanggungjawabkan dana yang sudah terpakai, dinas terkait sampai ke geuchik kan bawahan bupati, kan tidak mungkin bupati tidak tahu dana desa dipakai secara massif seperti itu, kita lebih mendukung dana itu dipakai untuk kesejahteraan rakyat miskin, kesejahteraan para eks kombatan, janda korban konflik dan aneuk syuhada," pungkas alumni Universitas Ekasakti itu.