32 Murid Pendidikan Tradisional Wuon Diwisuda

MAYBRAT - Sebanyak 32 murid binaan yang mengikuti pendidikan tradisional Maybrat atau yang disebut wuon di zona dua Aitinyo Raya, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, dinyatakan lulus dan diwisuda.
Acara wisuda ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati melalui Sekda Maybrat Jhony Way dihadapan para guru beserta 32 murid dan seluruh tamu undangan yang hadir.
Jhoni menjelaskan, pendidikan tradisional wuon untuk tahun ini diadakan di tiga zona besar Maybrat yakni Aifat, Aitinyo dan Ayamaru, dengan total peserta didik sebanyak 74 orang. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan ini sampai dinyatakan lulus dan wisuda bervariasi tergantung cabang ilmu yang diikuti.
"Di Aitinyo sini ada 32 siswa, Ayamaru 9 siswa, sementara sisanya terdistribusi di wilayah Kumurkek dan ayawasi, jadi ada 74 semua. Sementara para dosen ini mereka mengajar keliling," ujar Sekda.
Dia melanjutkan, pendidikan ini sengaja digagas dan diaktifkan kembali oleh pemerintah Maybrat atas inisiatif Bupati Bernad Sagrim karena dianggap memiliki nilai positif dan sakral, terutama dalam hal pembinaan karakter dan integritas moral, serta prilaku orang Maybrat agar benar-benar mengenali jati dirinya dengan baik.
"Kita generasi sekarang ini tidak tahu ya, bahwa orang-orang tua kita dulu itu mereka menerpa, dan mendidik anak-anaknya yang usia 14/15 tahun dibina di tempat ini sehingga mereka bisa melakukan hal yang baik seperti berkebun dan berbagai macam hal positif lainnya. sehingga ini coba digali oleh pemerintah dan harus tetap dilestarikan," kata Jhoni, Selasa (21/09).
Jhoni menuturkan, Pemda Maybrat akan terus berkomitmen melestarikan dan mendukung keberlanjutan dari pendidikan budaya tersebut, karena pada dasarnya keberadaan pendidikan ini sama sekali tidak bertentangan dengan pemerintah maupun agama.
"Tidak ada hal lain yang mereka lakukan di tempat ini, mereka hanya lakukan pendidikan moral dan prilaku bagi generasi. kita pikir ini akan berkelanjutan ke depan, kalau bisa kedepan bibuat dalam bentuk festival budaya," ungkapnya.
Sementara, Ketua KNPI Maybrat, Klemens Howay menambahkan, selaku pimpinan pemuda dirinya mengaku bangga karena animo pumuda Maybrat tahun ini sangat luarbiasa antusias mengikuti pendidikan tersebut. Hal ini menurutnya, menunjukkan bahwa generasi muda Maybrat sudah mulai sadar akan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya.
"Saya berterima kasih sekali karena anak-anak muda jaman sekarang tidak seperti yang dulu-dulu , sekarang mereka sudah banyak terpengaruh dengan perkembangan zaman. Jadi dengan terlibatnya mereka di dalam sini tujuannya adalah untuk membentuk karakter dan pembawaan, serta integritas setiap pemuda itu sendiri," ujar Klemens.
Klemens menyampaikan terima kasih kepada pemda Maybrat lebih khusus Bupati Bernad Sagrim atas inisiatif yang baik sehingga menghadirkan kembali salah satu pendidikan yang menjadi budaya dan jatidiri orang Maybrat ini. Apresiasi juga disampaikan Klemens kepada para guru yang telah mendidik dan mewariskan ilmunya kepada siswa hingga meluluskannya dengan baik pula.
Dirinya berharap kepada pemerintah Maybrat agar alangkah baiknya kedepan harus ada upaya dalam menetapkan sebuah regulasi khusus yang mengikat dan mengatur tentang kearifan lokal tentang pendidikan tradisional wuon.