24 Agustus, Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Banda Aceh

24 Agustus, Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Banda Aceh
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Saminan (Istimewa)

BANDA ACEH – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, akan melakukan uji coba sekolah tatap muka  di sejumlah sekolah di Kota Banda Aceh pada 24 Agustus 2020 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Saminan, menyatakan, rencana tersebut diputuskan dalam rapat tim satgas penangulangan COVID-19 dan Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh. Berdasarkan hasil polling, wali murid menginginkan dilaksanakannya proses belajar mengajar tatap muka.

“Apa yang kami lakukan ini untuk pembelajaran, Tim COVID belajar, Guru juga belajar, kepala dinas belajar juga. Jadi ini proses edukasi dalam menghadapi COVID-19 terkait dengan sekolah, nanti tim COVID akan turun untuk melihat prosesnya, dalam satu mingggu pelaksanaan uji coba tersebut,” tegas alumni MIPA Unsyiah 1988 itu, Kamis (20/08).

Saminan menjelaskan, dari  17.301 partisipan, 79% wali murid meminta untuk di buka sekolah tatap muka. 

Dia juga mengatakan, tim satgas penangulangan COVID-19 merekomendasikan untuk tidak bias membuka sekolah secara luar biasa. Pasalnya, anak-anak di sekolah belum terlatih dalam menerapkan protokol kesehatan yang benar.

“Kami disarankan oleh tim satgas penangulangan COVID-19, untuk membuat uji coba sekolah, dari uji coba itu nanti di pelajari, apakah memungkinkan untuk terus dilaksankan sekolah tatap muka atau tidak,  tentu dengan protokol yang ketat,” kata mantan ketua HIMAFI itu.

Dalam rencana uji coba yang akan di mulai 24 Agustus 2020 tersebut, Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh telah mememilih 5 sekolah yang akan menjadi sekolah uji coba, yaitu SDN Percontohan 54 Prada, SDN 67 Percontohan, SMPN 4 Percontohan Pusat Kota Peunayong, SMPN 19 Percontohan dan 1 Sekolah Swasta Percotohan Al Azhar Khairo. 

“Kami mencoba mengunakan dua sekolah dasar, dan dua sekolah SMP ditambah 1 sekolah swasta, yaitu dengan mengunakan protokol kesehatan yang ketat sesuai harapan tim COVID-19. Direncankan dilaksanakan 24 Agustus, kalau ada masukan dari tim COVID minta di stop maka akan kita stop,” kata Doktor Kependidikan Islam itu.

Secara teknis, dalam satu Rombel dibagi menjadi dua hari, jadi yang akan dihadirkan 15 siswa dalam setiap sesi yang hanya akan berlangsung selama 90 menit.

“Jadi nanti kita atur misalnya SD, kelas 1-3 hadir jam 08:00 pagi, kemudian 09:30 mereka pulang, Setelah itu masuk kelas 4-5-6, jam 12:00 mereka pulang. Jadi mereka rata-rata berada disekolah selama 90 menit. Itu aturan yang sudah kita buat, tentunya  dengan APD lengkap,” katanya lagi. 

Untuk menghindari salah penafsiran, wali murid yang berpikir bahwa akan segera diberlakukan sekolah di Kota Banda Aceh, mantan Dosen Universitas Syahkuala tersebut berkali-kali menegaskan, bahwa uji coba tersebut baru direncanakan, menurutnya,  sewaktu-waktu jika Tim Satgas Penangulangan COVID-19 menyatakan tidak boleh di lakasankan maka akan dihentikan.

“Tolong, di clearkan, bahwa ini baru direncanakan untuk uji coba. Setelah uji coba ini ada kemungkinan untuk tidak sekolah. Saya mohon agar ini tidak dipelintir, apa yang sedang kita lakukan ini bagian dari edukasi, untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh banyak orang tua, dan kita mencoba ini bukan mau melawan pandemi,” tegasnya.

Ia mengakui banyak wali murid juga yang tidak setuju, Saminan membebaskan uji coba tersebut hanya bagi orang tua yang setuju untuk mengantarkan anaknya kesekolah, dengan membuat surat pernyataan.

“Mudah-mudahan, karana COVID ini belum tau kapan akan berakhir, kita coba uji coba ini dulu. Ketetapan pemerintah yang menyebutkan kalau status kota kita bukan warna hijau dan kuning tetap tidak ada sekolah, uji coba ini kita lakukan dalam rangka mempersiapkan anak-anak,” pungkas Saminan.