Soal Mafia Utang NKRI Antara Jubir Kemenkeu dan Said Didu

BANDAR LAMPUNG – Lini masa medio hingga akhir pekan ini sempat di ramaikan oleh perdebatan data antara Prastowo Yustinus dan Said Didu. Prastowo sendiri adalah seorang jubir dari Kemenkeu sementara Said Didu adalah mantan sekretaris kemenBUMN.
Dalam pantauan redaksi monologis.id minggu (6/9) Perdebatan di linimasa twitter ini sendiri berawal ketika Said Didu mencuitkan kalimant “Perlu diwaspadai adanya mafia utang yang menjebak NKRI karena selain jumlah yang makin besar, juga bunga makin tinggi - bunga jauh lebih tinggi dari bunga utang negara lain” pada rabu 2 september pukul 18.02 wib
Cuitan Said Didu itu kemudian di respon oleh Prastowo Yustinus pada kamis tanggal 3 september 2020 pukul 7.58 pagi. Setelah sebelumnya Prastowo mencuitkan “Besok pagi kita bahas ini ya. Saya akan jelaskan dengan data, bukan kata saya, kami, atau mereka” tulisnya pada 2 September 2020 pukul 10.03 malam.
Dalam tulisan lini masanya Prastowo menjelaskan “bahwa tidak fair dan cenderung fitnah karena menuduh ada Mafia utang lalu bilang bunga utang makin tinggi serta lebih tinggi disbanding dengan bunga utang negara lain, dan hebatnya tanpa data dan fakta”
Terkait bunga utang makin tinggi Prastowo menuliskan bahwa hal itu tidak benar terlebih Said Didu tidak memberika data, Prastowo menunjukan grafik yield SBN tenor 10 tahun yang cenderun turun. Jika dibandingkan secara peer pada negara lain dalam hal ini brazil dan afrika selatan.
Prastowo menambahkan data secara grafik bahwa yield Indonesia turun, kepemilikan SBN oleh asing juga turun serta aliran modal mulai naik secara angka. Ini mengindikasikan bahwa ada pengelolaan kebijakan fiscal moneter lebih hati hati serta mendapatkan kepercayaan dari pasar
“Demi transparansi dan akuntabilitas, silakan cek perkembangan utang Indonesia. Memang jumlah utang naik, kan jelas karena defisit fiskal naik untuk membiayai pandemi. Rasionya akan otomatis naik, tapi semua masih terjaga di level aman” tulis Prastowo dalam cuitannya
Terkait dengan perbandingan negara lain yang dijadikan persoalan oleh Said Didu agar tidak ada jumping Conlusion, Prastowo memaparkan “Silakan saja bandingkan dengan negara manapun, asal parameternya sesuai untuk membandingkan. Kemudian jelaskan juga Bagaimana ukuran ekonomi negara tersebut, secara rating utang, suku bunga bank, tingkat inflasi dan lainnya. Sebab akan Bagus jika didiskusikan lebih dalam”
Perbandingan brazil, Mexico dan Afrika Selatan karena negara kita sama sama anggota G20 urai Prastowo.
Kemudian Said Didu meresponnya setelah thread dari Prastowo “ Tunggu ya - pada saatnya saya akan keluarkan data utk bahan diskusi. Saya dengan mas Prastowo biasa berdiskusi keras” tulisnya
“Siap, saya Senang kita bisa berdiskusi untuk tukar gagasan dan mencerahi publik” papar Prastowo
Setelahnya Said Didu memberikan sebuah data tabulasi tentang yield NKRI yang bersumber dari kemenkeuRI,
“ mas Prastowo, ini data tentang bunga utang dari kantor anda @KemenkeuRI, bagaimana yield atau bunga utang kita yang jaug lebih tinggi dari negara lain yang mas coba tutupi dengan data dari Afrika Selatan, Brazil, dan Meksiko” cuit Said Didu
Prastowo balik menjelaskan “Data yg disajikan di website Kemenkeu ini untuk memberi informasi yield di negara berkembang. Sedangkan untuk perbandingan, ya musti apple to apple karena banyak faktor. Justru ini menunjukkan transparansi tanpa bohong”
Data yang disajikan oleh Said Didu tersebut mendapatkan respon beragam dari para netizen.
Akun Ruben hutabarat menuliskan “Foto ini dengan yield 6% adalah obligasi pemerintah denominasi IDR. Kalo obligasi pemerintah yang jatuh tempo 10 tahun dari sekarang (seri INDON29) yieldnya di bawah 3%, sperti terlihat di gambar yang bapak Said Didu sajikan”
Sementara akun Ielsan Rendusara mencuitkan “Pertanyaannya pemerintah memilih mas Prastowo, apakah karena beliau seorang ahli yang berpihak”
Akun WitonoNG mencuitkan Kalau boleh diinfokan bond itu dalam mata uang negara masing masing atau dalam mata uang USD supaya tidak menimbulkan misinterpretasi dalam menilai tingkat suku bunganya
Sementara akun spasemomen40 menjelaskan Data itu government bond IDR tenor 10y tentu akalu USD yield di kisaran 2,6-2,8% compare Dengan market rate deposito IDR Sekarang kisaran 5,75-7% untuk USD 1.75-2.5% masih wajar karena benchmarknya tidak bakal jauh dari itu