Pemkab Lampung Selatan Cari Jalan Tengah Stabilkan Harga dan Serapan Gabah

LAMPUNG SELATAN - Stabilitas
harga dan serapan gabah merupakan langkah strategis guna mengamankan produksi
padi, stok beras dan harga pada saat musim panen serta mengikuti pola musim
panen di Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lampung Selatan Thamrin
mengatakan, banjir menyebabkan harga gabah menjadi kurang pasti.
“Jika harga gabah mahal nanti pengusaha berkendala, karena
kalau harga rendah petani juga menjerit. Oleh karena itu bagaimana harga gabah
ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga daya beli masyarakat
dan harga jual beras juga meningkat,†ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi
(Rakor), Senin (31/10/2022).
Rakor tersebut dihadiri oleh jajaran Pemerintah Daerah,
Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Kalianda, Darul Lim Octo serta perwakilan
pengusaha pegilingan padi dari Kecamatan Palas.
Thamrin menegaskan, pemerintah daerah bertugas untuk
menstabilkan harga bahan pokok.
“Karena jika suatu saat negara nanti akan menghadapi krisis
ataupun terhadap bencana yang lain kita sudah siap, sehingga tidak terjadi
kerugian yang besar,†ujarnya lebih lanjut.
Thamrin juga menuturkan, pada saat musim basah produksi padi
lebih besar dari pada musim kering, maka diperlukan pengelolaan ketersediaan
yang baik sehingga tidak ada gejolak permintaan dan gejolak harga di
masyarakat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, penggiling padi merupakan
salah satu pihak yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
ketersediaan pangan khususnya beras pengelolaan yang profesional menjadi tujuan
keberhasilan stabilitas serat gabah yang menjaga harga ditingkat petani.
“Ketahanan pangan harus terus ditingkatkan salah satunya
adalah memperkuat sinergitas sebagai upaya menghasilkan suatu terobosan yang
dapat memotret segala tantangan mengoptimalkan peran penggilingan-penggilingan
padi kecil diharapkan juga dapat menjaga stok beras, harga dan kualitas,â€
ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan, Bibit Purwanto menjelaskan, tahun 2021
Kabupaten Lampung Selatan mengalami surplus beras, berdasarkan angka BPS luas
panen padi 51.178 hektar (ha).
“Produksi gabah kering (GKG) sebesar 330.326 ton dan jika
dikonversi menjadi beras sebanyak 193.526 ton, sedangkan jumlah penduduk di
Kabupaten Lampung Selatan tahun 2021 berjumlah 1.057.664 jiwa dengan kebutuhan
konsumsi 80,88 kg/kapita/tahun, maka konsumsi beras masyarakat Lampung Selatan
sebesar 85.543,86 ton sehingga pada tahun 2021 Kabupaten Lampung Selatan
surplus beras 107.982, 14 ton,†jelasnya.
Perkiraan luas panen Januari hingga Desember tahun 2022,
seluas 70.267 ha dan untuk perkiraan sasaran sarapan gabah untuk panen pada
bulan November dan Desember ± 4.232 ha dengan target produktivitas rata-rata
6,5 ton/ha, sehingga produksi yang masih tersisa ± 27.508 ton gabah kering
panen,†pungkasnya.