Komitmen Tekan Stunting, Waykanan Dianugerahi Penghargaan Adinkes Award 2025

Komitmen Tekan Stunting, Waykanan Dianugerahi Penghargaan Adinkes Award 2025
Foto: Istimewa

WAYKANAN-Kabupaten Waykanan, Lampung, meraih penghargaan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) Award 2025 atas upaya baik dalam pengendalian stunting. 

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya pada Pelatihan dan Lokakarya (Pentaloka) Nasional Adinkes 2025 di Hotel Lorin Dwangsa, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (21-10-2025).

Kepala Dinas Kesehatan, Srikandi, mewakili Bupati Waykanan, Ayu Asalasiyah, menerima penghargaan tersebut.

Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi bagi Kabupaten Waykanan atas upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian Stunting seperti Intervensi Spesifik dan Sensitif, Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Tata Laksana Stunting, Sistem Rujukan Stunting secara berjenjang, Implementasi Tata Laksana Masalah Gizi pada Balita dan Ibu Hamil serta Inovasi-Inovasi dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, angka prevalensi stunting di Kabupaten Waykanan menurun signifikan menjadi 13,9%, atau turun 8,8% dari tahun sebelumnya (22,7% pada Tahun 2023). Penurunan ini merupakan yang terbesar di Provinsi Lampung pada Tahun 2024.

Kadis Kesehatan, Srikandi, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas penghargaan tersebut.

“Penghargaan ini menjadi dorongan semangat bagi seluruh jajaran Dinas Kesehatan dan para Pemangku Kepentingan untuk terus berinovasi dan bekerja lebih baik dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Waykanan. Kami ingin memastikan setiap anak Waykanan tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia,” ujarnya.

Sementara, Wamendagri Bima Arya saat membuka kegiatan menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan merupakan indikator penting kemajuan suatu bangsa.

Ia mencontohkan bahwa ukuran kemajuan negara dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu, Prevalensi Stunting, hingga Insideni Tuberkulosis (TBC). Saat ini, TBC bahkan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia.

Untuk itu, Wamendagri mengajak seluruh Kepala Daerah agar memiliki rasa tanggap darurat (sense of emergency) dalam menghadapi persoalan kesehatan masyarakat, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor, sebagaimana yang dilakukan saat menghadapi pandemi Covid-19.

Ia juga menekankan pentingnya pembaruan dan akurasi data sebagai dasar intervensi yang efektif, terutama dalam penanganan stunting dan penyakit menular. Data yang tidak valid, menurutnya, sering menjadi kendala utama dalam pelaksanaan kebijakan di lapangan.

Selin itu, Bima Arya juga mendorong kerja sama dengan sektor swasta dan dunia usaha untuk memperkuat pembiayaan program kesehatan, termasuk upaya penrcepatan penurunan stunting.

Terkait pengendalian konsumsi rokok, Wamendagri mengingatkan pentingnya konsistensi penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan peningkatan edukasi publik agar kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap bahaya rokoh bagi kesehatan.

Kegiatan dihadiri oleh para Kepala Daerah dan Kepala Dinas Kesehatan dari seluruh Indonesia.