Kelangkaan Minyak Goreng Masih Berlanjut

BANDARLAMPUNG - Kebijakan minyak goreng murah justru mengsengsarakan masyarakat. Sudah dua Minggu ini minyak goreng sulit didapatkan. Kalau sudah seperti ini, lebih baik harga normal, tetapi barang mudah didapatkan.
Penelusuran monologis.id di sejumlah pasar tradisional dan supermarket menunjukkan kelangkaan itu. Chandra Mart Rajabasa misalnya, Jumat (18/2/2022) siang ini menjual minyak goreng subsidi, dalam lima belas menit langsung ludes. Warga rela antri untuk mendapatkannya. Hal yang sama terjadi di Alfamart Gedongmeneng.
Di Lotte Grosir Hajimena, antrian panjang masih terjadi. Mereka menerapkan sistem kupon antrian. Sehingga mereka yang baru datang banyak yang kecele, karena antrian kupon dinyatakan habis. Lotte memang menjual minyak goreng dengan sistem jam: pagi, siang dan malam. Pembeli dibatasi membeli hanya 1 liter.
Di Indogrosir Bandarlampung, puluhan warga selain memburu 2 liter minyak goreng, tak sedikit yang membuat member biru. Kartu member merupakan syarat untuk bisa membeli minyak goreng.
Sementara itu di pasar tradisional, sejumlah pedagang hanya sedikit yang menjual minyak goreng. Kalau pun ada tidak lebih dari tiga dus. Harganya pun dipatok tinggi. Minyak goreng 2 liter harganya antara Rp42 ribu sampai Rp50 ribu.
Kondisi ini mengancam industri rumahan keripik pisang, penjual gorengan dan usaha kuliner lainnya. Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung, Ade Utami Ibnu, berharap, pemerintah daerah bersama TPID Kabupaten Kota se Lampung menguatkan sistem logistik di masing-masing wilayah kewenangannya. “Perlu kiranya dicek di tingkat produsen sejauh mana aliran distribusi hingga end users, sampai ke tangan konsumen. Jangan sampai ada sumbatan-sumbatan distribusi yang akhirnya masyarakat luas yang terdampak," ujarnya.