Hore, Minyak Goreng Mau Turun

JAKARTA - Pemerintah dalam waktu dekat ini akan menggelontorkan 3 juta kiloliter minyak goreng bersubsidi seharga Rp 14.000 perliter. Langkah tersebut sebagai upaya untuk menekan tingginya harga minyak goreng pada saat ini.
Direktur Bahan Pokok dan Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim mengatakan, rencana subsidi ini masih dalam pembahasan secara teknis. Namun, Isy berharap minggu ini skema dan teknis distribusi dari subsidi minyak goreng sudah dapat rampung pembahasannya. Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan dana subsidi berasal dari biaya pengelolaan kelapa sawit.
Kabar bakal turunnya harga minyak goreng ini disambut gembira para pedagang gorengan dan kuliner di Bandar Lampung. Turaini (37), pedagang gorengan di Pasar Tempel Rajabasa mengaku senang. Sebab sejak tiga bulan ini harga minyak goreng naik gila-gilaan.
Dirinya mengaku bingung. Mau menaikkan harga, takut pelanggan kabur. Tidak dinaikkan tetapi minyak terus naik tak terkendali. Minyak goreng Bimoli misalnya, yang tadinya harganya Rp 29.000 per 2 liter. Kini sudah mencapai Rp 40 ribu. Terpaksa sejumlah pedagang mencari minyak goreng yang tak begitu bermerek. Agar harga produksi bisa ditekan.
Januari 2022 ini sejumlah harga sembako mulai merangkak naik. Mi instan, terigu dan sagu sudah naik mulai Desember tahun lalu. Harga plastik, penyedap rasa serta rokok juga ikut ikutan naik. Hanya telur yang beberapa hari ini turun: dari seharga Rp 30 ribu perkilogram, kini sudah Rp 25 ribu.