Cuitan KH Cholil Nafis Ditanggapi Jubir Kemenkeu

BANDAR LAMPUNG - Cuitan KH Cholil Nafis "Masuk akal juga yang dikatakan Said Didu bahwa kita perlu hati hati dengan hutang, padahal serapan anggaran belum sampai 20%. lalu buat apa berhutang kalau uangnya tidak terpakai dan pendapatan negara terus turun. Sekarang ekonomi kita sudah minus 5,2% masih untung masyarakat mau bertani." pada 18 agustus 2020 pukul 22.15.
Cuitan Kiai Cholil tersebut berlangsung saat menonton acara talk show di sebuah televisi Nasional lalu mendapatkan banyak respon dari warganet, akun masgewe mencuitkan "biasanya penonton terlihat lebih hebat dari pemainnya tapi giliran suruh masuk gelanggang belibet dan zonk, itulah kalo ahli kasih komentar yang bukan bidangnya"
Lain lagi dengan akun asemendawai "sing sabar yai cholil, Jamaah twiteriyah masih banyak yang belum siap beda pendapat, tapi kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi"
sementara akun gatot_yogantoro mencoba menetralkan lini masa dengan cuitanya " memang terlihat msuk akal, akan tetapi akan lebih bagus dan bijak bida didiskusikan juga dengan pihak kementrian keuangan. hasilnya akan mencerahkan masyarkat dan follower pak cholil secara jelas komprehensif"
KH Cholis Nafis Sendiri dalam akun twitternya memiliki 35 ribuan follower, selain itu memiliki background akademisi ekonomi syariah, KH Nafis juga merupakan ketua komisi dakwah serta anggota Dewan Syariah MUI.
Kemudian tanggal 19 agustus 2020 pukul 7.14 pagi Prastowo yustinus yang juga jubir kementrian Keuangan memberikan tanggapan atas cuitan kiai Cholil "bahwa realisasi 20% (data said didu) itu dana stimulus COVID-19, berdasarkan update realisasi belanja pemerintah hingga 14 agustus 2020 telah mencapai 48,2% atau 1.321 Triliun Rupiah, sambil persilahkan diskusi dengan pihak kami"
"Pak kiai Cholil, Justru karena pendapatan negara turun dan kebutuhan belanja meningkat maka kita membiayai APBN dengan hutang. mohon dukungan. Ke depan penerimaan pajak dapat lebih optimal sehingga kita semakin mandiri. Hutang kita pun ke Bank Indonesia melalui skema burden sharing" lanjut Pras dalam cuitannya
"hutang ini memang pilihan terbatas, karena jika genjot pajak saat Pandemi tentu tidak bijak. maka skema defisit melebar ini dibiayai oleh penerbitan surat berharga negara yang dibeli oleh Bank Indonesia melalui sharing burden tadi" urai prastowo
Mas Pras sapaan akrab jubir kemenkeu ini menambahkan " burden sharing ini adalah solusi win win saat pandemi sekarang kita bergotong royong saling tolong. ada yang di tanggung BI, pemerintah dan dipikul bersama"
"inilah stimulus dan defisit kita, konsekuensi dari stimulus yang tinggi tentu defisit akan melebar tapi masih relatih rendah dibanding beberapa negara, semoga stimulus ini benar benar bermanfaat untuk rakyat, mohon dukungan pak cholil" tulis prastowo yustinus
selain itu dalam keterbukaan akses publik prastowo yustinus mempersilakan warganet dan masyarkat akses realisasi laporan bulanan APBN melalui kemenkeu.go.id
Mendapatkan respon dari jubir kemenkeu, KH Cholil memberikan beberapa catatan dalam cuitan lanjutannya Banyak anggaran yg refucusing dan tak terserap krn programnya daring namun yg penting juga kebijakan belanja padat karya.
"Bagus Mas prastowo kalau bisa mengontrol utang, karena kita pernah punya pengalaman buruk dengan IMF. Tapi saya masih ragu efektifitas serapannya itu" ujar KH Cholil dalam cuitannya
"Termasuk ragu soal kepincangan stimulus UMKM Syariah dan konvensional. Juga antara UMKM dan BUMN juga korporasi besar" KH Cholil Mengingatkan
"Mikro dan ultra mikro yang syariah lebih kecil bantuannya, Coba sampean bisa cek seperti pembiayaan UMI dan sejenisnya. praktik lapangannya ada perbedaan subsidi yang mencolok nilainya" tegas KH Cholil.