Petani Keluhkan Harga Karet di Nias

NIAS – Pemerintah diminta serius menangani harga getah karet di tingkat petani yang tidak kunjung membaik. Anjloknya harga getah karet membuat ekonomi semakin sulit.
Salah seorang petani di Desa Lolozasai, Gido, Nias, Sumatera Utara, mengatakan anjloknya harga karet sudah berlangsung lama dan tak kunjung naik.
"Saat ini harganya Rp7.000/Kg paling tinggi Rp7.500. Kami hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu sekarang,” ungkap petani Lolozasai, Jumat (08/01).
Ia mengatakan, dimasa pandemi COVID-19, ekonomi keluarganya tidak menentu mengingat karena sehari-hari dirinya hanya mengandalkan bekerja sebagai petani karet.
"Jangankan untuk mupuk, untuk makan aja kita susah. Apalagi sekarang karet dalam setahun sampai 3 kali daunnya rontok, dan mengakibatkan getahnya berkurang," ungkapnya.
Sementara, pembeli getah karet, A.Nego Gulo mengatakan bahwa harga karet sekarang ini belum stabil.
"Kami saat ini berani membeli kepada petani karet di lapangan berkisar Rp7.500/Kg,” ungkapnya.