Pengakuan Pedagang Simpur Centre Bandarlampung, Omset Turun Hingga 100 Persen

BANDARLAMPUNG – Sejumlah pedagang di salah satu pusat perbelanjaan di Bandarlampung, Povinsi Lampung, mengaku mengalami penurunan omset berkisar 50-100 persen akibat dampak wabah virus korona (COVID-19).
Seperti yang dialami Tari, salah seorang penjual sepatu dan sendal di Mal Simpur Centre. Dia mengatakan, omsetnya turun 100 persen karena tidak adanya pembeli sejak Maret lalu.
“Barang lama semua ini, orang yang beli aja nggak ada. Nggak turun-turun lagi, 100 persen malah turunnya,” ujarnya kepada monologis.id, Rabu (15/04).
Penurunan omset secara drastis juga dialami oleh Yaya yang menjual pakaian perempuan.
Biasanya Yaya bisa mendapatkan Rp4-5 juta dalam satu hari. Namun, akibat wabah korona omsetnya menurun hingga 80 persen. “Mau dapet Rp500 ribu aja susah banget sekarang. Karyawan saya suruh pulang dulu nanti kalau puasa ini rame, saya suruh kesini lagi,”ujarnya.
Yaya melanjutkan, saat ini harga pakaian yang seharunya sudah diberi harga pas bisa ditawar oleh pembeli. “Saya kan jual harga pas tapi sekarang kalau ada yang beli dan nawar ya kasih-kasih aja daripada nggak ada sama sekali. Kalau rugi ya pasti rugi,” jelasnya.
Indah salah satu penjual ayam goreng juga mengalami hal yang sama dengan pedagang lain. Menurutnya sejak Walikota mengimbau masyarakat untuk menjaga jarak dan melarang beraktivitas di luar rumah, omsetnya menurun lebih dari 50 persen.
“Ya seperti yang dilihat, sepi begini. Kalau nurun udah pasti lah. Jangankan mau gaji karyawan, mau bayar sewa (toko), orang sehari ini aja baru laku 4 potong. Apalagi ini jual makanan jadi orang ya takut mau beli makan di luar gini,”keluhnya.
Meski warungnya sedang sepi pembeli, Indah tak tega memberhentikan kedua karyawannya. “Kasihan kalau dirumahkan. Walaupun toko yang satu saya tutup karena udah ngga ada pemasukan sama sekali, karyawan saya tarik ke sini. Tapi mereka kerjanya selang seling. Untuk bulan ini juga ada keringanan bayar sewa tapi belum tau berapa,”jelasnya.