Pandemi Jangan Dipolitisasi

Pandemi Jangan Dipolitisasi

Oleh: Deni Haddad

Bermula dari kota Wuhan di Tiongkok, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) menyebar ke berbagai negara di dunia dan menyebabkan timbulnya penyakit COVID-19 di mana-mana.

Pada 11 Maret yang lalu WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai PANDEMI. Jika telah ditetapkan sebagai pandemi jelas tidak boleh diremehkan, karena di belahan dunia cuma ada beberapa penyakit saja sepanjang sejarah yang digolongkan sebagai pandemi.

Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Sementara, epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi di area tertentu.

Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, COVID-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona. 

Perlu digaris bawahi bahwa pandemi Covid-19 ini adalah hal yang serius, menjadi tugas bersama baik pemerintah maupun kita sebagai rakyat biasa ini, terus melakukan berbagai upaya untuk menghentikannya, mulai dari mempersiapkan dan bersiap, deteksi dini, lindungi serta rawat, mengurangi penyebaran serta berinovasi dan belajar.

Negara dalam hal ini pemerintah baik pusat maupun daerah untuk meningkatkan mekanisme tanggap darurat corona dan memberitahu para warganya agar dapat melindungi dirinya sendiri dari virus corona.

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan selalu ikuti berbagai cara untuk mencegah penyebaran virus corona dengan melakukan Social Distancing, menggunakan desinfektan ketika menyentuh suatu permukaan, rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, menggunakan masker ketika sakit, serta tidak menyentuh wajah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghimbau untuk melakukan aktivitas di rumah saja untuk mencegah penyebaran virus ini dan banyak pula di beberapa negara lain, seperti Italia dan Malaysia, mengimplementasikan lockdown untuk menekan angka penyebaran virus, namun tetap dibutuhkan kesadaran dan disiplin yang tinggi bagi warganya.

Selain himbauan pemerintah pusat juga telah menggelontorkan tambahan anggaran triliunan rupiah, tentu dalam hal ini pemerintah tanggap akan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi ini.

Namun terkadang sangat disayangkan, masih saja ada pihak-pihak yang mengambil untung dalam kondisi pandemi ini, menganggap bahwa itu sebuah momentum untuk mengkritisi pemerintah dengan berbagai macam pernyataan kontradiktif, bahkan pernyataan-pernyataan yang tak mendasar, yang tak lain tujuannya agar membuat gaduh negri ini.

Ini pandemi bukan panggung politisasi, jadi baiknya mulailah bijak dalam menghadapinya, kita bersama-sama memerangi agar pandemi ini cepat berlalu, bukan malah menganggap ini salahnya si anu dan salahnya si itu, terlalu dangkal berpikirnya jika mengambil manfaat di tengah kondisi bangsa sedang terkena pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Politisi biasanya tidak akan pernah bohong dalam memberikan pernyataan, namun juga seorang politisi akan selalu berbicara yang bukan sebenarnya, terbukti masih banyak memanfaatkan keuntungan pribadi dan golongan dalam pandemi ini, jauhkan dulu berpikir ini kepentingan politik namun dekatkan diri bersama dengan pemerintah dan rakyat dalam memerangi pandemi yang sedang terjadi ini.

Terkait anggaran yang jumlahnya Miliaran bahkan Triliunan itu, sebaiknya benar-benar diperuntukkan untuk memerangi sampai dengan membantu rakyat dalam menghadapi ini, jauhkan dulu untuk sekedar mencari untung apalagi untuk mengkorupsi di saat kondisi lagi seperti ini, rakyat butuh pemimpin yang memiliki empati sosial yang tinggi bukan menghendaki pemimpin yang memiliki ego yang tinggi.

Sekali lagi mari bersatu padu, kita perangi pandemi ini, sehatnya bangsa dan sehatnya rakyat ada di tangan kita semua dan sekali lagi ini pandemi jangan jadikan kepentingan politik apalagi sampai persoalannya dipolitisasi.