Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung yang tak Kunjung Berjaya

BANDAR LAMPUNG - Secara historis, Lampung merupakan
penghasil lada hitam terbesar di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian RI Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang lokasi pengembangan kawasan
pertanian nasional telah ditetapkan empat kabupaten sebagai kawasan sentra
pengembangan komoditas lada yaitu Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus dan
Waykanan.
Lampung memiliki perkebunan lada dengan luas 45.642 Ha dan produksi
15.229 Ton, dan telah memiliki Indikasi Geografis (IG) untuk Lada Hitam Lampung
oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan nomor ID G 000 00 00
42.
Namun, dengan nilai historis sebagai tanoh lado serta
berbagai upaya yang dilakukan pemerintah provinsi setempat belum mampu
mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Untuk mencari solusi mengembalikan kejayaan lada Lampung,
digelar Seminar Lampung Economic Update dan Talk Show dengan tema "Mengembalikan
Kejayaan Lada Lampung Si Mutiara Hitam dari Sai Bumi Rua Jurai"
Seminar berlangsung di Hotel Emersia, Kamis (23/2/2023),
dibuka Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan dihadiri Anggota DPR RI Komisi XI
Junaidi Auly, Ela Siti Nuryamah, dan Anggota DPD RI Abdul Hakim.
Seminar dimulai dengan pemaparan Lampung Economic Update
dengan tema Menuju Fase Endemik di Tengah Resiko Ketidakpastian Global, oleh
Ekonom Senior Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Tri
Setyoningsih yang memaparkan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung
triwulan IV tahun 2022 serta prospek perkonomian Lampung kedepan tahun 2023.
Sementara, dalam sambutannya Gubernur menyatakan bahwa
sektor pertanian dimandatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara
umum, yaitu pangan. Provinsi Lampung memiliki banyak komoditi unggulan dalam
bidang pertanian, yang diharapkan dapat membangkitkan perekonomian Lampung, di
masa depan.
"Lampung memiliki banyak potensi komoditi unggulan
dalam bidang pertanian, antara lain padi, jagung, ubi kayu, nanas, pisang,
lada, kopi, kakao, ternak sapi potong, kambing, ayam dan perikanan.
Komoditi-komoditi tersebut telah memenuhi kebutuhan pasar lokal, menyumbang
kebutuhan nasional, dan ekspor ke berbagai negara," ucap Arinal.
Lada, sebagai komoditas sub sektor perkebunan memiliki nilai
yang strategis, karena bukan hanya sebagai sumber lapangan pekerjaan dan sumber
penghasilan bagi sebagian penduduk Lampung, tetapi juga memiliki nilai historis.
Namun demikian menurut Gubernur, dibalik besarnya potensi
dan sumbangsih lada bagi Provinsi Lampung, masih banyak terdapat masalah yang
harus dihadapi. Diantaranya yakni Produksi dan produktivitas hasil perkebunan
yang belum optimal karena serangan Organisme Pengganggu Tanaman (hama dan
penyakit), perubahan iklim, penurunan tingkat kesuburan tanah, lemahnya
permodalan petani serta pengaruh pasar.
"Oleh karenanya, besarnya perhatian saya terhadap
komoditas unggulan lada ini, dari awal saya masukkan dalam agenda kerja utama
saya yaitu Revitalisasi Lada," tegas Gubernur
Sebagai upaya revitalisasi lada Pemerintah Provinsi Lampung
telah melakukan sejumlah tindakan dan inovasi, melalui Gerakan Peningkatan
Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing (Grasida) Perkebunan berupa peremajaan,
rehabilitasi dan intensifikasi untuk lahan perkebunan lada yang sudah tidak
produktif, peningkatan kualitas sumber daya manusia pekebun melalui sejumlah
pelatihan, peningkatan kualitas mutu hasil dengan memberikan bantuan alat
pengolahan hasil, bantuan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis
perkebunan, serta melakukan inovasi bekerjasama dengan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan petani lada juga
dilakukan melalui program Kartu Petani Berjaya yang diharapkan para petani
mendapatkan kemudahan seperti sarana Produksi Pertanian, Akses Permodalan dari
Perbankan dan lembaga keuangan, Pembinaan dan pendampingan Manajemen Usaha dan
Teknologi, Pemasaran Hasil Pertanian, Layanan Asuransi Usaha dan Jaminan
ketenagakerjaan, serta Beasiswa Pendidikan bagi Keluarga Petani tidak mampu.
Meskipun demikian, Gubernur mengatakan bahwa telah Banyak
hal yang sudah dilakukan namun sampai kini belum mampu mengembalikan kejayaan
lada lampung, oleh karenannya diperlukan pembahasan yang serius dari semua
pihak untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.
"Pada kesempatan ini saya menginisiasi pertemuan ini
untuk dapat duduk bersama Pemerintah Provinsi dan kabupaten, perguruan tinggi,
pelaku usaha, petani serta stakeholder lainnya agar mencari solusi yang terbaik
untuk bersama sama mengembalikan kejayaan lada Lampung mewujudkan Rakyat
Lampung Berjaya," ucap Gubernur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiyono
menerangkan bahwa kegiatan hari ini terselenggara atas kerjasama Bank Indonesia
Perwakilan Provinsi Lampung dengan Pemerintah Provinsi Lampung, terkait
bagaimana mengembalikan kejayaan Lada Lampung.
"Setelah seminar Lampung Economic Update ini nanti akan
ada Talk Show yang menggagas bagaimana usaha kita bersama dalam mengembalikan
kejayaan Lada Lampung, semoga dari kegiatan ini dapat dihasilkan
langkah-langkah kongkrit yang efektif dan bisa kita realisasikan bersama, tentu
dengan orkestrasi dari Pak Gubernur sebagai kepala daerah," ucap Budiyono.
Sementara itu, pada Talk Show Mengembalikan Kejayaan Lada
Lampung, hadir langsung sebagai narasumber Plt Kepala Dinas Perkebunan Provinsi
Lampung Ir. Yuliastuti, MTA., Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Lampung Elvira Umihanni, S.P, M.T., Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si, hadir secara
virtual Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Suryo Wiyono,
dengan moderator Rahma Alia News Anchor Antv.