Konservasi Air dan Nasib Kali Cikarang

Oleh: Dedi Kurniawan*

 

KONSERVASI Tanah dan Air adalah upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.

Paragraf mukadimah artikel ini sekilas sangat wow sekali,  bagaimana tidak. Negara  dengan semua instrumen nya telah hadir agar rakyat tak lagi menganggap air sebagai barang yang mahal seperti  di Benua hitam Afrika. Namun kenyataan berbanding terbalik.  Jika dilihat dari kerusakan tiap detik  nya.  Konservasi  air membutuhkan filter alam yang baik yaitu tanaman berakar serabut yang mampu mengikat  tanah, menyimpan  air dan mengeluarkannya pada saat musim kemarau.

Dari hasil data yang berhasil di himpun.  Dari Balitbang Pertanian pusat adalah.  Dari tahun 2018 458 Daerah Aliran Sungai (DAS Indonesia, 60 di antaranya dalam kondisi kritis berat, 222 kritis, dan 176 lainnya berpotensi krisis akibat alih fungsi lahan yang membuat penyangga lingkungan itu tidak berfungsi. Belum lagi pihak industri  yang secara masif membuang limbah  cair tanpa proses.  Serta disusul warga yang menetap di garis sepadan  sungai yang setiap harinya membuang sampah plastik.  Pelan tapi pasti dikemudian hari air bersih akan menjadi mahal karena sumber utamanya yaitu sungai/kali terkontaminasi atau beracun.

Bagaimana di Kali Cikarang?.. Keadaannya sungguh tragis dan sangat memprihatinkan.  Hampir 2 km arah hulu dari  Hutan Bambu Warung Bongkok  ribuan bambu   yang berfungsi sebagai filter  dan penjaga ekosistem  luluh lantak berganti turap dengan material slags (tanur sisa peleburan  baja)  dicampur  puing yang di atasnya  hanya ditimbun  dengan tanah  yang tingginya  tak lebih dari satu meter.  Lalu demikian juga dengan arah hilir Kali Cikarang, ribuan bambu tali habis digasak kontraktor terkait akan dibangunnya infrastruktur  penyangga  dari salah satu pabrik  kertas terbesar yang berlokasi di Di Desa Kalijaya Cikarang  Barat - Bekasi.

Terdapat 6 Kecamatan dan lebih dari 24 Desa yang berharap Pemerintah turun tangan agar segera  menangani rusaknya Das Kali Cikarang.  Perlu kerjasama lintas sektoral agar senyum  sumringah warga dapat kembali lagi seperti  30 tahun lalu  ketika swasembada air bersih terpenuhi atau jangan jangan, ini adalah kesengajaan dan niat busuk investasi  supaya  daerah yang teraliri Kali Cikarang hengkang dengan demikian investasi terus menerus menggerus bumi Tarumanegara ini?.

*Ketua Harian Komunitas Save Kali Cikarang dan Direktur Kajian Strategis Bamboofoundation