Ketua TP-PKK Lampung Selatan Minta Dinkes Bantu Penderita Tumor Otak

LAMPUNG SELATAN - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Lampung Selatan Winarni Nanang Ermanto membesuk Hendrik Alzaini (12), warga Kecamatan Palas penderita tumor otak.

Winarni didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Lampung Selatan Yani Thamrin, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Eka Riantinawati, serta Camat Palas Rika Wati menyambangi kediaman Hendrik, Selasa (21/09). 

Selain menyerahkan sejumlah bantuan kebutuhan sehari-hari, Winarni juga memberikan dukungan kepada keluarga Hendrik. 

Winarni juga memberikan sedikit asupan kekuatan untuk Hendrik.

“Hendrik harus sabar dan semangat ya, lekas sembuh. Semoga Allah memberikan kesehatan dan jalan yang terbaik untuk kita semua,” ujar Winarni.

Dihadapan keluarga Hendrik, Duta Swasembada Gizi Lampung Selatan ini berjanji mengupayakan kesembuhan warganya itu. 

“Saya minta Dinas Kesehatan untuk membantu menemukan solusi secepatnya agar penyakit adik Hendrik ini tidak semakin memburuk dan harus segera ditindaklanjuti,” imbuhnya.

Sementara, ibunda Hendrik, Siti Amelia, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kepedulian dari Ketua TP PKK Kabupaten Lampung Selatan itu.

“Kami dari keluarga berterima kasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan. Dan juga bantuan Ibu Winarni yang membantu solusi dan jalan untuk mengupayakan kesembuhan Hendrik,” tutur Siti Amelia.

Hendrik Alzaini, anak pertama dari dua bersaudara, putra dari pasangan Hendra Sudiro (44) dan Siti Amelia (38), warga RT/RW 006/003 Desa Palas Jaya, Kecamatan Palas, ini diketahui menderita tumor otak sejak berusia 3 tahun.

Berasal dari keluarga kurang mampu, Hendra Sudiro telah mengupayakan pengobatan anaknya. Bahkan, rumah dan tanah ladang miliknya habis terjual untuk biaya pengobatan.

Hendrik sendiri pernah melakukan operasi dan beberapa kali kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Ia juga pernah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Namun tumor itu kembali tumbuh. 

Kurun waktu 4 tahun terakhir, keluarga Hendrik berjuang mengupayakan pengobatan Hendrik. Namun karena kondisi ekonomi yang sulit, saat ini Hendrik hanya melakukan perawatan dirumah.