Disnakeswan Lampung Distribusikan Obat LSD
BANDARLAMPUNG - Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung mendistribusikan
obat-obatan untuk pengendalian penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan
ternak.
Bantuan Kementerian Pertanian RI tersebut diserahkan Kepala Disnakeswan
Lampung Lili Mawarti kepada Kepala Disnakeswan Lampung Selatan Rini Ariasi.
“Obat-obatan ini dipergunakan untuk pengandalian LSD di Lampung
Selatan,†tutur Lili melalui rilis yang diterima monologis.id, Selasa (4/7/2023).
Bantuan yang didistribusikan tersebut berupa desinfektan
sebanyak 720 kotak terdiri 1 kotak 100 butir, 1 butir untuk 1 tengki, Vitamin
B-Komplek 672 botol, Anti Histamin (radang) 288 botol, Analgetik-Antipiretik
144 botol dan antibiotik 300 botol.
“Untuk kabupaten/kota yang lain masih menunggu proses
pengiriman dari Kementerian Pertanian RI dan pengadaan obat-obatan untuk
pengendalian penyakit dari Pemerintah Provinsi Lampung,†ujar Lili.
Dia juga mengungkapkan, kegiatan vaksinasi LSD di Provinsi
Lampung juga terus berjalan dan saat ini selain vaksinasi mandiri oleh peternak
atau perusahaan, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah mendapatkan bantuan vaksin
dari Kementerian Pertanian RI sebanyak 111.200 dosis.
Untuk diketahui Peyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau kulit
berbenjol pada sapi adalah penyakit yang di sebabkan oleh Lumpy Skin Disease
Virus dari genus Capripoxvirus yang menyerang sapi dan kerbau.
Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan alat,
hewan/vektor, bahkan manusia bila telah terjangkit atau tercemar virus LSD.
Dominannya adalah melalui perantara vektor dari kelas
Artropoda seperti lalat, caplak dan nyamuk. Virus LSD juga dapat diturunkan
melalui kandungan dan air susu.
Sehingga indukan yang terinfeksi LSD dapat melahirkan anakan dengan gejala LSD, dan menularkan LSD melalui air susunya. Prevalensi atau tingkat kejadian penyakit LSD adalah 5-45% dengan tingkat kematian < 10%. Gejala penyakit LSD berupa nodule berisi cairan di kulit (leher, paha, dan perut), saluran pernafasan, saluran pencernaan, demam tinggi, pembengkakan kelenjar limfe, dan penurunan produksi susu.
Upaya pencegahan dan pengendalian antara lain dengan
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) mengenai LSD pada masyarakat, melakukan
pembatasan lalu lintas ternak terutama dari wilayah tertular, melakukan potong
paksa guna menghilangkan sumber penyakit, peningkatan imunitas ternak dengan
suportif therapi berupa pemberian multi vitamin serta pencegahan infeksi
sekunder dengan pemberian antibiotik, peningkatan biosecurity ternak dan
lingkungan peternakan, hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah program
vaksinasi untuk pengebalan hewan ternak terhadap serangan virus LSD.