BI Luncurkan LPI 2019 Secara Digital

BI Luncurkan LPI 2019 Secara Digital
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo

BANDARLAMPUNG-Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meluncurkan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) tahun 2019 secara digital, Senin (30/03), untuk menghindari resiko penyebaran covid-19.

Buku LPI 2019 ini mengangkat tema ‘Sinergi Transformasi dan Inovasi Menuju Indonesia Maju’.

Dalam pembahasannya, perekonomian global diwarnai pergeseran struktural yang terus menguat pada 2019. Kondisi ekonomi global tersebut berdampak ke ekonomi Indonesia melalui jalur perdagangan dan finansial. Otoritas di berbagai negara merespon melalui bauran kebijakan secara terintegrasi.

Menurut laporannya, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan meskipun perlambatan ekonomi dunia menekan ekspor Indonesia. Neraca pembayaran Indonesia surplus 4,7 miliar dolar AS, inflasi terkendali dalam kisaran sasaran 2,7%, stabilitas sistem keuangan terkendali.

“Selain menjabarkan evaluasi terhadap kinerja ekonomi dan prospeknya, laporan perkonomian Indonesia juga memberikan gambaran strategi indonesia untuk memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Perry Warjiyo melalui siaran pers.

Pada 2019 BI meluncurkan blue print sistem pembayaran Indonesia 2025 untuk mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional kedepan. Prospek ekonomi yang baik terdampak oleh merebaknya covid-19.

Pertumbuhan Indonesia pada 2020 di prakirakan tertahan. Dari 5,1-5,5 persen menjadi 5,0-5,4 persen dan semakin menurun menjadi 4,2-4,6 persen.  Prospek ekonomi 2020 yang lebih rendah berpengaruh pada prakiraan indikator ekonomi lain.

Namun BI meyakinkan perekonomian Indonesia pada 2021 diprakirakan akan kembali meningkat. Dalam jangka menengah panjang prospek ekonomi Indonesia diprakirakan membaik didukung perbaikan ekonomi global dan perbaikan produktifitas.

Prospek jangka menengah panjang yang baik tersebut di topang oleh tiga unsur penting yaitu sinergi kebijakan untuk menajaga ketahanan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, transformasi ekonomi melalui penguatan sektor-sektor unggulan dan pengembangan sumber pertumbuhan baru, inovasi ekonomi keuangan digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklunsif.

Dengan dukungan tiga unsur tersebut Indonesia pada 2045 diprakirakan mampu menjadi negara maju berpendapatan tinggi dan sejahtera.

Perry juga menjelaskan, tema laporan perekonomian indonesia 2019 divisualisasikan pada sampul buku yang menampilkan tiga tenun nusantara. Dari Toaraja, Flores dan Kalimantan. Benang warna-warni dalam satu ikatan kain mencerminkan sinergi yang kemudian bertranformasikan menjadikan kain tenun yang indah dan bernilai tambah. Sementara itu latar belakang ornamen panel sirkuit board mencerminkan pesatnya inovasi ekonomi keuangan digital saat ini. “Tahun ini kami juga melakukan tiga perubahan mendasar pada buku laporan perekonomian indonesia. Pertama penulisannya disajikan secara tematik, melalui  pembahasan evaluasi dan prospek diikuti dengan sinergi kebijakan ekonomi nasional.  Kemudian bauran kebijakan BI dan reformasi struktural yang dilakukan pemerintah. secara kusus kami menampilkan bagaimana blue print sistim pembayaran Indonesia 2025 diarahkan untuk memperkuat dan mempercepat integrasi ekonomi keuangan digital kedepan,”jelasnya.

Perry berharap buku ini mampu ini menjadi rujukan yang berkualitas dan terpercaya dalam menyusun langkah Indonesia kedepan untuk mencapai perekonomian yang lebih maju.