ASDP Bakauheni Diminta Tunda Penerapan Tiket Online

ASDP Bakauheni Diminta Tunda Penerapan Tiket Online
Aksi damai pengurus kendaraan di pintu tolgate pelabuhan Bakauheni, Kamis malam

LAMPUNG SELATAN - Pengurus kendaraan di pelabuhan Bakauheni melakukan aksi damai menuntut pihak ASDP menunda pemberlakuan tiket online di pelabuhan Bakauheni yang akan mulai diterapkan pada 1 Mei 2020 mendatang.

Aksi damai dengan melakukan pemblokiran di pintu tolgate pelabuhan Bakauheni, Kamis (16/04) sekitra pukul 21.30 WIB.

"Semua penguna jasa yang pakai online belum tentu bisa, akun atau email kami belum tentu tahu atau bisa mengunakannya. Kalau kita batal nyeberang, kita klaim uang di kembalikan hanya 25 persen. Sedangkan SDM-nya kami belum mendukung, karena SDM kami, rata 85 persen tidak bisa mengunakan digitalisasi, dan sopir masih ketergantungan biaya dari pihak pengurus seperti kami ini," kata salah satu pengurus yang tidak mau disebutkan namanya.

Sementara General Manager PT. ASDP Cabang Bakauheni Lamapung Selatan, Capt. Solikin saat di konfirmasi mengatakan, bahwa sosialisasi penerapan tiket online di pelabuhan Bakauheni terus dilakukan. PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah mencanangkan bahwa per 1 Mei 2020 tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan.

"Sosialisasi tiket online hingga saat ini terus dilakukan guna percepatan kepada pengguna jasa sehingga per 1 Mei ini progressnya sudah 100 persen, kita ketahui bersama program ini milik pemerintah dan sudah seyogyanya kita mendukung hal tersebut," katanya. 

Lebih lanjut Solikin menjelaskan, bahwa PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dalam hal ini sebagai implementator tiket online menyambut antusias, seiring sejalan dengan komitmen ASDP dalam peningkatan pelayanan digitalisasi pelabuhan dan jasa penyeberangan.

Dengan terjadinya pemblokiran oleh pengurus truk di pelabuhan Bakauheni, pihaknya mengatakan bahwa semua itu hanya kesalahpahaman informasi terkait tiket online yang tidak diterima dengan baik secara komprehensif oleh pengurus truk.

Bahkan banyak yang berkembang informasi bahwa teknis pelaksanaan program tiket online cenderung merugikan mereka.

Tendensi ini yang membuat pengurus truk belum mau beralih ke layanan tiket online.

"Kami akan melakukan pertemuan, duduk bersama dengan pengurus truk supaya informasi teknis pelaksanaan tiket online dapat dipahami dan diterima dengan baik. Dan harapannya semoga semua pihak atau stakeholder dapat mendukung penerapan tiket online di pelabuhan Bakauheni, banyak keuntungan yang diperoleh dan kita sama sama akan merasakan kemudahan dan kenyamanan layanan tiket online kedepannya," tutupnya.