Stop Gaduh, Kita Semua Cinta Timnas

Stop Gaduh, Kita Semua Cinta Timnas
(Foto:Istimewa)

Sebuah Opini  

Oleh : Dedy Rohman *)

Gonjang ganjing issu seputar Timnas Senior Sepakbola Putra Indonesia dalam seminggu ini dipuncaki oleh pemutusan kontrak kerja coach Shin Tae Yong pada (6/01/2025) dalam konfrensi pers PSSI.

Publik fans/Supporter/penonton Timnas terbelah dan menyeruakkan sisi emosional dan logika mereka. Mengapa kita membedakan fans, Supporter dan Penonton sebab masing masing memiliki karakter pemikiran berbeda belum lagi jika kita tambah dengan elemen netizen didalamnya.

Fans itu cenderung lebih memilih hal hal yang menyenangkan saja yang terjadi pada Timnas terutama saat kondisi Timnas memenangkan sebuah pertandingan, mereka akan tampak risau jika Timnas dalam kondisi kalah atau down performa secara trend. Fans cenderung memakai sisi emosional atau perasaan dalam memberikan berbagai bentuk dukungan mereka.

Supporter menurut saya lebih ada sisi logika yang lebih dominan dalam memberikan dukungan kepada Timnas, supporter ini lebih teredukasi. Mereka cenderung memberikan dukungan yang wajar saat Timnas meningkat performanya, atau mereka akan melihat sisi logisnya jika Timnas tidak dalam bentuk permainan terbaik (Kalah).  Supporter lebih akan memberikan dukungan positif kepada Timnas baik saat menang atau kalah, edukasi dan literasi mereka lebih luas dalam memberikan dukungan kepada Timnas secara baik, dewasa dan suportif.

Penonton menurut saya hanya sekedar mencari hiburan memenuhi Hasrat kesenangan mereka dalam mendukung Timnas, mereka cenderung tidak peduli apa dan apa yang terjadi dibelakang layar pada Timnas, jika kemenangan membuat mereka trus menonton Timnas. Maka kekalahan cenderung membuat mereka apatis dalam mendukung Timnas. Namun penonton ini mudah terseret dalam sisi emosional terutama dalam hal kesenangan mereka tidak terpenuhi. Sisi literasi mungkin mewarnai para penonton ini, tapi emosional lebih banyak berbicara.

 Langkah Tidak Populer dan Dukungan Coach Shin

Kembali pada puncak gonjang ganjing Timnas dengan diputusnya coach Shin sebagai pelatih Timnas, PSSI sebagai ferderasi melalui Erick Thohir selaku ketum nya. Memaparkan bahwa dinamika Timnas sejak selesainya pertandingan WCQ 2026 melawan Bahrain sudah terjadi ditambah beberapa evaluasi pertandingan di Piala AFF 2024.

Lebih lanjut Erick menguraikan bahwa dibutuhkan komposisi Timnas yang memiliki komunikasi yang lebih baik, adanya kesepakatan taktik dengan pemain dan kesinambungan program yang dijalankan.

Terkait pemilihan waktu pada awal januari dalam memutus coach Shin, Erick juga menjelaskan bahwa ini adalah waktu yang tepat sebab masih ada kesempatan 2,5 bulan sebelum 4 game sisa dalam WCQ 2026 dimulai melawan Australia (away) 20 Maret, home 25 maret lawan Bahrain. Sebab jika dilaksanakan paska kekalahan away lawan China maka waktunya terlampau mepet untuk persiapan melawan Jepang (Home) dan Arab Saudi (Home).

Siapa pengganti coach Shin dalam Konpres tersebut Erick hanya memberikan kisi kisi bahwa figure tersebut dari Eropa, Belanda, mantan penyerang, yang diwawancara para akhir desember 2024, diantara 3 pilihan hanya seorang ini yang datang menemui Erick meski bersamaan dengan Libur Natal.

Pilihan memutus Coach Shin ini menurut Federasi yang dijelaskan Erick selaku Ketumnya sudah melalui perhitungan matang dan terukur Bersama para stake holder sepakbola Indonesia. Bahkan Erick menuturkan secara khusus meminta ijin Presiden Prabowo untuk ke Eropa melakukan interview calon pengganti Coach Shin.

Langkah ini harus diambil agar dinamika di Timnas bisa diselesaikan, meskipun ini bukan Langkah yang popular dimata para fans, supporter dan penonton Timnas. Atau bisa dikatakan inilah pertaruhan/perjudian terbesar bagi federasi dalam meyusun Langkah Timnas menuju piala dunia 2026. Erick tidak ingin menyesal dikemudian hari jika Langkah ini tidak diambil.

Lebih jauh Erick menambahkan bahwa persoalan Coach Shin mulai dari soal Pesangon harus diselesaikan sebab Timnas adalah bangsa Indonesia yang harus dipandang bermartabat oleh bangsa lain. Bahkan Coach Shin yang diamini oleh Manajer Timnas Sumardji menerima Langkah ini.

Paska konpres tersebut yang awalnya sosok pengganti Coach Shin akan datang ke Indonesia pada 11 januari dan melakukan konpers khusus pada 12 Januari, diumumkan lebih dulu oleh tokoh wartawan Dunia Yaitu Fabrizio Romano yang sangat terkenal akurat soal perpindahan pemain atau manajer sepakbola dunia.

Fabrizio dalam twit nya menjelaskan bahwa Timnas Indonesia telah menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas menggantikan Coach Shin dengan durasi kontrak 2 tahun opsi perpanjangan 2 tahun.

Seketika lini masa media sosial selama dua hari gaduh bahkan terbelah antara yang menyesalkan Keputusan federasi memutus Coach Shin, meragukan Kluivert sebagai pelatih Timnas karena CV -track recordnya, bahkan terkait Dinamika para netizen ini melalui Analisa sendiri sesiapa aja pemain yang sekiranya berkonflik dengan coach Shin.

Dari fenomena ini maka akan terlihat siapa saja netizen yang bisa kita kategorikan fans, supporter dan Penonton Timnas.

Jika merujuk pada harapan dan target tentu kondisi sekarang kita semua berharap Timnas bisa masuk piala dunia 2026. Bahkan coach Shin pun tertangkap berkomentar di akunnya Coach Nova Arianto untuk menjaga pemain lokal dan membawanya ke piala dunia.

"Nova, terima kasih banyak dan maaf karena tidak bisa bersama sampai akhir," tulis STY.

"Jaga pemain Indonesia dengan baik dan pastikan kita lolos ke Piala Dunia. Sampai jumpa lagi, terima kasih banyak untuk selama ini," sambung mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut.

Maka sebagai fans, supporter dan Penonton Timnas yang masih senang dengan kinerja Coach Shin, sudah seharusnya kita arahkan energi positif kita untuk meneruskan mengawalkan pesan coach Shin tersebut yaitu membawa Timnas ke piala dunia 2026.

Meski saya pun secara pribadi mewajarkan reaksi publik terhadap Keputusan federasi ditengah perjalanan coach Shin membawa Timnas ke Piala dunia 2026, terlebih secara target awal peluang Timnas di WCQ 2026 Asia Grup C masih terbuka dan tersisa 4 game lagi. Apalagi publik menilai tidak ada alasan teknis dan taktik yang mewajibkan federasi memutus kerja coach Shin.

Namun sepakbola menurut pehitungan federasi tidak hanya persoalan taktik dan teknis. Ada hal lain yang menurut federasi menjadi pertimbangan untuk dilakukan perubahan agar tidak menyesal dikemudian hari. Kata dinamika disebut Erick hamper 8 kali dalam konpres senin lalu menandakan bahwa ada sesuatu yang publik, fans, supporter dan penonton Timnas tidak ketahui secara detail.

Maka Keputusan yang memiliki unsur pertaruhan ini harus terus dikritisi, diawasi dan dikawal oleh semua yang mencintai Timnas agar Timnas bisa lolos ke piala dunia 2026 sesuai harapan semuanya.

Beban dan tanggungjawab ini tentu sudah dihitung dengan matang oleh federasi, maka kita sebagai fans, supporter dan penonton Timnas kudu mantengin apa yang akan dilakukan dalam 2,5 bulan kedepan oleh tim kepelatihan Timnas yang baru.

Maka keraguan publik akan CV, Track Record kepelatihan seorang Patrick Kluivert yang beredar disemua lini masa teutama bagaimana Patrick pernah kalah bersama Timnas Curacao saat melawan Bahrain kalah 4-0, selain hal hal diluar sepakbola yang dikupas oleh netizen, ini harus dijawab dengan tuntas Bersama rencana rencana kerja yang akan mereka lakukan. Dan ini harus dijelaskan ke publik Bersama federasi. Sehingga kecintaan publik akan Timnas terus terjaga seperti menjaga harapan tampil di piala dunia 2026.

Jika kita merunut hal non teknis kedatangan tim kepelatihan yang akan dipimpin oleh Patrick Kluivert serta asistennya yakni alex Pastoor, Danny Landzaat tentu kerja mereka dalam meramu Timnas akan lebih mudah dari sisi komunikasi, ruang ganti. Tinggal bagaimana tim kepelatihan meramu adaptasi taktik, Analisa lawan, bahkan recovery fisik para skuad.

Waktu 2,5 bulan ini tim kepelatihan harus melakukan kerja kerja luarbiasa agar target dua besar agar lolos langsung ke piala dunia bisa tercapai sesuai harapan publik.

Federasi, tim pelatih, dan para stake holder sepakbola Indonesia harus Bersatu dalam menjaga energi positif guna memenuhi harapan tersebut. Bahkan para fans, supporter dan Penonton Timnas juga harusnya sudah mulai lebih dewasa supportif dan logis dalam memberikan dukungan terhadap Langkah ini.

Kita harus mulai berhenti melakukan cara cara bar bar menyerang pemain sendiri, lakukan hal hal yang lebih dewasa dan elegan. Secara pribadi saya sangat respek pada kelompok supporter Timnas La grande atau ultras Garuda dengan menyurati langsung federasi cq ketua umum terkait kondisi yang ada sekarang.  Tapi tentu kita jangan lupa bahwa kita cinta Timnas, tidak ingin Timnas rusak, dan menjaga energi positif kita yang sangat besar ini dengan mengawal harapan kita kepada federasi tim pelatih agar Timnas bisa lolos langsung ke piala dunia 2026.

 *) CEO Media Monologis Grup