Sempat Diundur, Festival Budaya Nyambai Bayu Akan Digelar Mei 2025

Nyambai Bayu adalah tradisi yang berasal dari tiyuh (desa) di Lampung yang sarat dengan nilai budaya dan kearifan lokal.

Sempat Diundur, Festival Budaya Nyambai Bayu Akan Digelar Mei 2025
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung, Adiansyah | Foto: Istimewa

BANDARLAMPUNG-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung akan menggelar festival budaya Nyambai Bayu. Nyambai Bayu adalah sebuah tradisi khas Lampung yang sarat dengan nilai budaya dan kearifan lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung, Adiansyah, mengatakan bahwa acara ini akan digelar pada Mei 2025 di Sumur Putri, Telukbetung Utara, setelah sebelumnya sempat diundur dari rencana awal.

“Awalnya, festival ini direncanakan akan digelar bersamaan dengan acara mandi suci Belangiran di Sumur Putri. Mandi suci Belangiran biasanya dilakukan sebelum bulan Ramadan sebagai bentuk pembersihan diri,” ujar Adiansyah, Rabu (19-2-2025).

Ia menjelaskan, berdasarkan perhitungan kalender Hijriah, awal Ramadan diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, karena adanya agenda lain seperti pelantikan Wali Kota terpilih dan kegiatan pendidikan serta pelatihan di Magelang, jadwal festival pun terpaksa diundur.

“Karena diundur, waktu mandi suci Belangiran sudah tidak sesuai lagi, sehingga kami memutuskan melaksanakan Festival Nyambai Bayu pada awal Mei 2025,” jelas Adiansyah.

Adiansyah menyampaikan, Nyambai Bayu merupakan tradisi yang berasal dari tiyuh (desa) di Provinsi Lampung.

“Acara ini merupakan ajang pertemuan muda-mudi yang biasanya digelar setelah pesta besar,” jelasnya.

Dalam festival ini, para peserta saling melemparkan selendang, baik dari laki-laki kepada perempuan maupun sebaliknya, sambil diiringi musik tradisional.

“Ketika musik berhenti, peserta yang terkena selendang akan mendapatkan hukuman sebagai bagian dari permainan,” lanjut Adiansyah.

Ditambahkannya, selain sebagai ajang hiburan, Nyambai Bayu juga memiliki nilai sosial yang tinggi, khususnya sebagai ajang perjodohan bagi muli mekhanai (muda-mudi) Lampung.

“Ini adalah ajang pertemuan muda-mudi yang juga bisa menjadi sarana perjodohan. Oleh karena itu, pesertanya bukanlah ibu rumah tangga, melainkan para pemuda-pemudi dari berbagai kelurahan di Kota Bandarlampung,” pungkasnya .