Hotspot di Lampung Menurun Tapi Karhutla Meningkat

BANDARLAMPUNG - Gubernur
Lampung Arinal Djunaidi menyebut terjadi penurunan jumlah titik panas atau hotspot
yang cukup signifikan di beberapa kabupaten dan kota di Lampung.
“Terjadi penurunan sebanyak ±9,26% dibandingkan tahun lalu
yang berjumlah 3.345,†ujar Arinal saat memimpin rapat koordinasi (rakor) bersama
Tim Supervisi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
terkait dengan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2023 di
Mahan Agung, Jumat (28/07/2023).
Untuk itu, Arinal mengucapkan terima kasih dan apresiasi
atas kerja keras semua pihak baik pada Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di
berbagai daerah di Tahun 2022 yang lalu.
Namun secara luasan, karhutla meningkat sebanyak ± 5.412
Hektar jika dibandingkan Tahun 2021 yaitu seluas ± 7.990 Hektar, yang terdapat
di Kabupaten Lampung Timur, yang merupakan Kawasan Taman Nasional Way Kambas.
Sedangkan untuk periode Januari-Juni Tahun 2023 berdasarkan
data yang bersumber dari Sistem Monitoring Karhutla, Sipongi KLHK Jumlah titik
panas (hotspot) sebanyak 1.253 titik dan luas Kebakaran Hutan dan Lahan ±
4.853,36 Hektar, tercatat kabupaten terbanyak adalah Lampung Timur, ± 4.656 Ha
yang terjadi di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Sebagaimana prediksi BMKG, Tahun 2023 akan lebih kering
dibandingkan Tahun 2022, terdapat kemungkinan terjadi El Nino setelah 3 kali La
Nina (20202022) sehingga diperkirakan terjadi peningkatan karhutla seperti
tahun 2019.
Untuk menghadapinya berbagai upaya telah dilakukan, antara
lain :
1. Merevisi SK Gubernur Nomor 478 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Satuan Tugas Pengendali Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan
Provinsi Lampung, menyesuaikan dengan peraturan serta ketentuan yang terbaru
yaitu Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran
Hutan dan Lahan;
2. Meningkatkan kewaspadaan dini dan memberikan perhatian
penuh terhadap risiko terjadinya karhutla dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencegahan karhutla melalui pembinaan Kelompok Masyarakat
Peduli Api/ Kelompok Tani dan pemegang izin pemanfaatan hutan;
3. Memperkuat koordinasi dan kerjasama dengan stakeholder
terkait lainnya untuk membangun jejaring pengendalian karhutla.
“Segala upaya harus terus kita lakukan bersama jangan sampai
daerah kita menjadi perhatian karena tingginya potensi karhutla, untuk itu
dukungan tetap diharapkan dari semua pihak," ucapnya.
Arinal meminta kepada seluruh Perangkat Daerah baik provinsi
maupun kabupaten/kota, POLDA Lampung beserta jajaran, Danrem 043 Garuda Hitam
beserta jajaran, dan stakeholder/perusahaan serta masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan dan saling bahu membahu dalam upaya untuk menanggulangi karhutla.
Arinal mengharapkan dukungan dan kerjasama dalam upaya
penanggulangan karhutla. Selain itu motivasi dan masukan-masukan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sifatnya membangun terutama bagi pengelola
kawasan di tingkat tapak karena mereka yang dekat dengan lokasi kejadian dan
berisiko paling tinggi atas kejadian karhutla.
Adapun Ketua Tim Supervisi Kementerian lingkungan hidup
Inspektur Jenderal Laksmi Wijayanti ditugaskan untuk melakukan supervisi
koordinasi dan konsultasi terkait dengan penanganan kebakaran hutan dan lahan
di Provinsi Lampung.
Sebagaimana hasil dari transformasi pengendalian kebakaran
hutan dan lahan di awal tahun 2020 walaupun sudah beberapa kali mengalami El
Nino namun tetap harus dilakukan mitigasi pengendalian Karhutla agar tidak
terlena.
"Karena ini kami datang adalah untuk memastikan kita
kolaborasi dan kerjasama dalam segala hal yang berkaitan dan bersinggungan
dengan Karhutla," ucapnya.
Laksmi Wijayanti menyampaikan bahwa kerja bersama-sama
melakukan pencegahan dengan melepaskan batas-batas tugas dan wilayah dapat
diangkat dalam ruang lingkup komunikasi dengan tujuan untuk meminimalkan risiko
dan melakukan langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan-kawasan
yang rawan.
"Amanat Presiden sudah jelas bahkan sejak tahun 2020,
kita penguatan lagi, kolaborasi, koordinasi dan kerjasama untuk bersama-sama
mewujudkan agar karhutla tidak terjadi," pungkas Laksmi Wijayanti.
Rakor pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2023 di
Provinsi Lampung yang dilaksanakan hari ini merupakan tindak lanjut dari rakor
yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.
Rakor ii diikuti Jajaran Forkopimda Provinsi Lampung,
Pejabat Tinggi Pratama Pemprov Lampung, Bupati/Wlikota se-Provinsi Lampung.