Nikmatnya Seruit Ala Tubaba di Rumah Makan Q-Yai

Nikmatnya Seruit Ala Tubaba di Rumah Makan Q-Yai
Foto: Dirman/monologis

TULANGBAWANG BARAT – Seruit adalah makanan khas Lampung. Kuliner itu sangat lekat di lidah masyarakat khususnya pribumi. Sayangnya, tidak semua rumah makan menawarkan menu olahan ikan, sambal dan lalapan tersebut.

Jika ke Tulangbawang Barat (Tubaba), singgalah ke Rumah Makan Q-Yai. Lokasinya hanya 100 meter dari ikon wisata Tulangbawang Barat yakni Tugu Rato Nago Besanding di Kelurahan Panaraganjaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah.

Seperti apa hidangan tersebut? Pemilik Rumah Makan Q-Yai Agus Tomi menjelaskan, seruit merupakan olahan sambal terasi yang diaduk menjadi satu dengan ikan, terong, asam tempoyak, atau bisa juga asam jeruk sate dan asam kedondong.

“Ikan yang digunakan biasanya Baung, tapi bisa juga menggunakan ikan nila, gurame dan lainnya. Utamanya ikan sungai," kata Agus, Minggu (09/05) malam.

Lanjut dia, seruit berasal dari kata ‘nyeruit’ yang artinya makan bersama. Seruit disajikan dalam satu wadah piring besar untuk satu keluarga di makan bersama-sama.

“Itu yang menambah cita rasa dan memiliki khas tersendiri,” kata dia.

"Seruit ini banyak didapat dan digemari masyarakat Lampung Pepadun yang wilayah tinggalnya berdekatan dengan aliran sungai. Karena itu olahan seruit banyak menggunakan ikan sungai yang telah dibakar atau dipepes," imbuhnya.

Olahan ikan bakar diberi bumbu halus berupa cabai, bawang putih, garam, ketumbar, kunyit dan jahe. Tak heran saat penyajian ikan tersebut aroma harumnya sangat menggugah selera.

"Umumnya seruit disajikan dengan tiga jenis olahan sambal yaitu, sambal terasi rampai, tempoyak (durian), dan sambal mangga.  Kombinasi ketiga sambal ini saat disantap dengan ikan menciptakan rasa pedas, manis, dan asam yang menyegarkan,"  jelasnya.

Nyeruit akan lebih nikmat bila disajikan bersama lalapan seperti daun singkong rebus, jengkol muda, petai, timun, terong bakar, dan lalapan segar lainnya.

"Sayangnya seruit masih susah ditemui di restoran. Kemungkinan mereka kesulitan untuk membuat olahan tersebut karena banyaknya bahan pelengkap yang harus disajikan bersama. Karena itu, saya komitmen tetap menjaga makanan tersebut di Rumah Makan Q-Yai Tubaba," pungkasnya.