Rekan Indonesia Dukung Langkah Anies Ubah Nama Rumah Sakit

Rekan Indonesia Dukung Langkah Anies Ubah Nama Rumah Sakit
Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho

JAKARTA – Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengubah nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat mendapat dukungan Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia.

Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho, menyatakan, langkah Anies sudah benar, mengubah rumah sakit jadi rumah sehat, tapi untuk preventif dan promotif perlu partisipasi aktif warga.

“Ini sangat penting karena secara konsepsi rumah sehat itu titik tekannya adalah peningkatan upaya preventif dan promotif kesehatan kepada warga DKI agar bisa lebih meningkatkan upaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujar Agung di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

"Apalagi bacaan situasi Gubernur DKI saat COVID-19 sama dengan Rekan Indonesia. Di mana Rekan Indonesia melihat bahwa lemahnya preventif dan promotif di masyarakat menyebabkan kita sempat mengalami kocar-kacir pada awal-awal pandemi," ujarnya.

Agung berpendapat, lemahnya preventif dan promotif yang dibangun di tengah masyarakat membuat lemah pertahanan kesehatan kita, padahal jika upaya preventif dan promotif kesehatan di tengah warga sudah terbangun sejak dahulu maka kesiapan warga dalam menghadapi penyakit sudah langsung tumbuh secara otomatis dan pemerintah tinggal menguatkan saja.

"Apresiasi dan dukungan penuh atas upaya Gubernur DKI dalam membangun preventif dan promotif kesehatan lewat perubahan konsep rumah sakit menjadi rumah sehat," tegas Agung.

Hanya saja Agung mengingatkan, upaya pembangunan preventif dan promotif kesehatan ini perlu waktu panjang dan tidak bisa hanya dilakukan oleh rumah sehat tanpa ada upaya membangun partisipasi aktif warga DKI dalam pembangunan preventif dan promotif kesehatan.

Sebagai contoh, Kuba saja butuh 30 tahun untuk bisa membangun ketahanan kesehatan dilingkungan tempat tinggal warga lewat upaya preventif dan promotif kesehatan yang berbasis partisipasi aktif warga.

"Jika hanya bertumpu pada rumah sehat, maka yang ada seperti yang sudah-sudah hanya seremonial belaka tanpa lahir kolaborasi yang mendorong partisipasi aktif warga," Agung mengingatkan.

Selain itu Agung juga mengingatkan bahwa ujung tombak untuk pembangunan preventif dan promotif kesehatan di warga itu ada pada puskesmas, karena konsepsi awal puskesmas adalah mendidik dan mencerdaskan rakyat untuk sadar dan bertanggungjawab pada kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.

"Jadi puskesmas bukan malah lebih besar perannya menjadi rumah sakit raksasa tingkat kelurahan dan kecamatan dan malah kecil perannya dalam mengajak warga untuk berpartisipasi aktif dalam upaya membangun preventif dan promotif kesehatan," ujar Agung.