Penjualan Roti Aoka Anjlok

BANDARLAMPUNG-Pascadiberitakan di Majalah Tempo, penjualan Roti Aoka di Bandarlampung mengalami penurunan drastis. Masyarakat beralih ke sejumlah roti merek lain, meski pihak produsen Aoka gencar memberikan klarifikasi.
"Sepertinya pembeli lebih percaya berita, dari pada penjelasan pihak perusahaan Roti Aoka. Buktinya sudah seminggu ini penjualan anjlok," ujar Sinta, seorang pedagang di Pasar Tempel Terminal Rajabasa, Bandarlampung, Selasa (30-7-2024).
Hal yang sama dirasakan Dessy, salah satu pemilik kantin di seputaran Pramuka Rajabasa. Biasanya ia rutin membeli sehari sampai 20 roti. Tetapi sekarang tidak lagi menjual. Ia mengganti dengan produk Aoka yang lain yakni Momotaro.
"Meski sama-sama produk Aoka, tetapi masyarakat hanya memvonis roti Aoka jenis panggang yang berbentuk kotak, seperti roti tawar," ujar Dessy.
Sementara itu, Alwi seorang sales Roti Aoka sibuk mengklarifikasi. Dia mengirimkan link berita dan baner melalui pesan WA kepada para agen sembako. Tak cukup itu, ia pun mendatangi sejumlah agen dan memasang pamflet yang berisikan klarifikasi bahwa Roti Aoka aman dikonsumsi.
Meski begitu, karena takut tak laku, sejumlah pedagang memilih untuk meretur Roti Aoka dengan produk Momotaro. "Retur dulu saja, sampai masyarakat percaya lagi dengan Roti Aoka," ujar Sinta.
Sementara itu, kasus heboh Roti Aoka ini mencuat setelah Media Tempo memposting di kanal YouTubenya. Mereka awalnya menerima keluhan dari produsen roti lokal di Kalimantan. Kehadiran roti Aoka di Kalimantan rupanya menurunkan omzet mereka. Setelah dilakukan penelitian diduga Roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate, zat pengawet kosmetik.