Arief Poyuono Tokoh Tiga Elemen Pemilik Keris Sengkelat & Pemegang Wahyu Makuturomo

Arief Poyuono Tokoh Tiga Elemen Pemilik Keris Sengkelat & Pemegang Wahyu Makuturomo
Arief Poyuono

JAKARTA-Arief Poyuono digambarkan sebagai figur yang membawa warisan budaya dan spiritual Jawa melalui kepemilikan keris Sengkelat, sebuah pusaka legendaris yang melambangkan kekuasaan dan keberanian, serta mandat Wahyu Makuturomo yang sering diartikan sebagai wahyu keagungan atau mandat ilahi untuk memimpin. 

Ini menempatkannya sebagai sosok yang kharismatik.  Mirip dengan bagaimana tokoh-tokoh seperti Soekarno atau Prabowo sering dikaitkan dengan simbolisme Jawa untuk memperkuat legitimasi. Mengingat karir awalnya selama 24 tahun di Merpati Nusantara Airlines, di mana ia bertugas sebagai bagian dari tim yang mendukung operasional penerbangan—disebut secara kiasan sebagai "pelayan di burung besi"—mencerminkan dedikasinya dalam menghubungkan wilayah Nusantara melalui transportasi udara.

Pengalaman ini membentuknya sebagai advokasi buruh, terlihat dari perannya sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, di mana ia sering mengkritik pengelolaan BUMN dan memperjuangkan hak pekerja.

Transisi Arief ke sektor perkebunan sawit menandai pergeseran dari dunia aviasi ke agribisnis, di mana ia "menanami bumi dengan sawit" melalui posisinya sebagai Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI). Ini bukan hanya karir ekonomi, tetapi juga kontribusi terhadap ketahanan pangan dan ekspor Indonesia, mengingat sawit adalah komoditas utama negara.

 Di sini, ia aktif mendesak penegakan hukum terhadap pabrik sawit ilegal tanpa kebun dan mendorong integrasi industri dengan pendidikan, menunjukkan visi untuk keberlanjutan dan pemberdayaan petani kecil. Pengalaman ini memperkaya profilnya sebagai pejuang ekonomi rakyat.

Penunjukan Arief sebagai Komisaris PT Pelindo oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai sebuah sabda pandita untuk membantu Presiden dalam mewujudkan "kejayaan maritim" Nusantara, selaras dengan visi Prabowo untuk memperkuat sektor kelautan dan pelabuhan sebagai tulang punggung ekonomi.

 Ini bisa dilihat sebagai amanah leluhur untuk menjaga kedaulatan maritim, mengintegrasikan pengalamannya di transportasi udara, agribisnis, dan advokasi buruh ke dalam pengelolaan infrastruktur pelabuhan negara. Maka tak ayal dirinya layak disebut sebagai tokoh 3 elemen, Darat, Laut dan Udara.