Samsudin Ungkap Kesulitan Pemprov Lampung Dukung Swasembada Pangan Nasional

BANDARLAMPUNG-Pj. Gubernur Lampung Samsudin memaparkan tentang kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Lampung terkait kesiapannya dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
Permasalahan yang dialami Lampung, yakni peningkatan jaringan irigasi, distribusi pupuk subsidi, pendayagunaan penyuluh pertanian, swasembada kopi, perikanan budidaya, ketersediaan pangan, harga pangan, infratruktur jalan dan persampahan.
Dalam hal peningkatan jaringan irigasi, Samsudin memaparkan produksi padi Lampung tahun 2024 (angka sementara) 2,73 juta ton dengan rata-rata produktivitas 5,2 ton/Ha.
“Sementara kondisi jaringan irigasi yang rusak dibawah kewenangan Provinsi rata-rata kerusakan 37 persen (mulai dari 30 sampai 70 persen) dengan areal luas lahan 17.440 Ha,” ungkap Samsudin saat mengikuti rapat koordinasi bidang pangan dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Mahan Agung, Bandarlampung, Sabtu (28-12-2024).
Rakor tersebut bertujuan untuk melakukan sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian program swasembada pangan nasional di Provinsi Lampung.
Samsudin melanjutkan, Pemerintah Provinsi Lampung telah mengajukan usulan kepada kementerian pekerjaan umum untuk pembangunan daerah irigasi baru di Kabupaten Lampung Tengah, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi, Operasi dan Pemeliharaan 8 Daerah Irigasi Kewenangan Pusat dan Peningkatan 11 Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi seluas 4.565 ha.
“Dan kepada kementerian pertanian usulan Peningkatan saluran tersier dan kuarter di 15 Kabupaten/Kota sepanjang 104.050 meter,” kata Samsudin.
Sementara itu untuk Pupuk bersubsidi, Samsudin menyampaikan alokasi dan realisasi serapan pupuk bersubsidi (sampai dengan 25 Desember 2024):
1. Urea alokasi 349.531 Ton, realisasi serapan 274.151 Ton(78%).
2. NPK alokasi 396.891 Ton, realisasi serapan 315.186 Ton(79%).
3. NPK Formula Khusus alokasi 24.282 Ton, realisasiserapan 3.696 Ton (15%).
4. Pupuk Organik Alokasi 2.171 Ton, realisasi serapan Ton (5,5%).
Saat ini permasalahan yang dihadapi adalah daya beli sebagian petani terhadap pupuk bersubsidi, Pembatasan rekomendasi alokasi pupuk organik dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), batas kandungan C-organik pada tanah kurang dari 2% dan panjangnya rantai distribusi pupuk bersubsidi yang mengakibatkan penambahan biaya angkut.
Dalam rapat Pj Gubernur Lampung mengusulkan untuk diberikan kemudahan kepada petani untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Peningkatan batas kandungan C-organik pada tanah dalam menentukan alokasi pupuk organik oleh Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Memangkas jalur distribusi pupuk bersubsidi dan Permohonan dukungan terhadap BUM Desa yang sudah melakukan MoU untuk dapat melakukan transaksi dengan PT. Pupuk Indonesia, sebagai distributor pupuk sesuai kesepakatan MoU.
Selanjutnya untuk pendayagunaan penyuluh pertanian, saat ini Jumlah penyuluh pertanian di Lampung 1.436 orang ,Jumlah desa 2.643, kekurangan 1.207 (1 desa 1 penyuluh) dan Jumlah Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) 72 orang, jumlah kecamatan 229, kekurangan 157 orang (1 kecamatan 1 POPT).
Terkait permasalahan tersebut Pj. gubernur Lampung mengusulkan dalam rapat untuk penambahan jumlah dan peningkatan kapasitas POPT dan perbaikan sarpras dan penambahan biaya operasional BPP.
Kemudian, dalam hal penyediaan bibit unggul, Samsudin memaparkan bahwa produksi benih padi tahun 2024 sebanyak 9.606,65 ton (data UPTD balai pengawasan sertifikasi benih), peringkat 4 nasional dan peringkat 1 Sumatera. Namun ada beberapa kendala antara lain, kebutuhan benih padi provinsi lampung 2024 sebesar 16,68,93 ton (defisit 7.002,28 ton), Kurangnya fasilitasi perbanyakan benih padi pada UPTD Balai Benih Induk (BBI) Tanaman Pangan, dan Kurangnya Jumlah Petani Penangkar.
Samsudin juga mengusulkan untuk penambahan penangkar benih pokok dan benih sebar dan Peningkatan fasilitas UPTD BBI Tanaman pangan agar dapat meningkatkan produktivitas hasil panen padi di Provinsi Lampung.
Dalam paparannya Samsudin juga menyampaikan tentang swasembada kopi di Provinsi Lampung, Perikanan budidaya, Peternakan, ketersediaan tanaman pangan dan hortikultura, harga pangan dan upaya Pemerintah Provinsi Lampung dalam menjaga kestabilan angka inflasi, infrastruktur jalan sebagai akses pendukung jalur distribusi hasil pangan dan persampahan sebagai bagian akhir dari dampak konsumsi dan produksi.