Pertemuan Budiman Sudajtmiko dengan Prabowo Harus Dimaknai Positif

JAKARTA- Eksponen
aktivis 98, Aan Rusdianto, menyebut silahturahmi Budiman Sujatmiko dengan
Prabowo Subianto harus dimaknai positif.
Pertemuan itu, kata dia, untuk membangun persatuan nasional
merupakan lompatan politik mengejar kebutuhan rakyat, bangsa dan negara dalam
menghadapi perubahan geopolitik internasional saat ini.
“Oleh karenanya langkah besar ini harus didukung oleh
seluruh kekuatan masyarakat menjadi satu
gerakan besar diatas semua kepentingan. Hal ini juga sejalan dengan politik
Presiden Joko Widodo untuk menuju masyarakat adil makmur dan kuat,†ujar Aan
Rusdianto kepada pers di Jakarta, Kamis (20/7/2023) menanggapi pro-kontra
silahturami tersebut.
"Kan niat dia mewakafkan diri untu persatuan nasional
kaum nasionalis. Menurutku persatuan nasional adalah agenda bangsa dan negara
yang paling penting dan strategis saat ini. Jangan dihambat atau dijegal dong.
Malah harus didukung," tegasnya.
Menurut Aan Rusdianto, siapapun justru harus segera ikut
serta membangun persatuan nasional agar Indonesia benar-benar menjadi bangsa
dan negara yang kuat menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam.
"Kalau ada yang tidak setuju dengan persatuan yang
disampaikan Budiman dan Prabowo apalagi menghalangi maka dia bagian yang ingin
menghancurkan bangsa dan negara. Itu pengkhianatan namanya,. Dan itu mereka
jelas musuh rakyat," tegas Aan Rusdianto.
Menurutnya, pernyataan Budiman Sujatmiko mewakafkan diri
membangun persatuan nasional, karena Budiman sadar betapa susahnya membangun
persatuan yang sedang diperjuangkan oleh Presiden Joko Widodo saat ini.
"Budiman sebagai kader PDIP tentu menginginkan agar
persatuan Indonesia yang dicita-citakan oleh Bung Karno sebagai pintu gerbang
menuju masyarakat adil makmur bisa segera tercipta saat ini. Apa itu
salah?," ujarnya.
Sebagai oang yang dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati
sekaligus dekat dengan Presiden Joko Widodo menurut Aan Rusdianto, Budiman
tentu paham hati dan keinginan kedua tokoh nasional ini sehingga merasa perlu
mengajak Prabowo Subianto untuk bisa mengkongkritkan persatuan nasional
tersebut.
"Tentu banyak yang berpikir tidak mungkin Budiman yang
dulu sebagai Ketua Umum PRD yang sempat dipenjara, yang anggotanya banyak jadi
korban penculikan tim mawar bentukam Prabowo dan banyak kadernya yang diburu
dan dipenjara,-- bisa bersatu dan berjuang bersama saat ini.
"Mewakafkan diri itu adalah niat tertinggi untuk
cita-cita tertinggi bagi seorang Budiman. Memang berat tapi dirinya rela dan
siap menghadapi berbagai konsekwensi," jelas Aan Rusdianto.
Aan sebagai korban penculikan tim mawar ditahun 1997-1998
yang saat itu dipimpin oleh mantan komandan Kopassus, Prabowo Subianto, menyatakan
sepakat dengan langkah Budiman dan mendukungnya.
"Saya pernah jadi korban. Tapi perjuangan memang
membutuhkan pengorbanan. Perjuangan itu harus siap 3B, dibui (dipenjara),
dibuang (diasingkan) dan dibunuh. Semua sudah pernah kami hadapi. Politik kita
saat ini adalah menggalang persatuan seluas-luasnya," tegasnya.
Sebelumnya, politikus PDIP Budiman Sudjatmiko bertemu dengan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara 4, Jakarta Selatan,
Selasa (18/7/2023) malam.