Sambut Ramadan, Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya Gelar Munggahan

BEKASI- Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya menggelar munggahan atau syukuran menyambut datangnya bulan suci Ramadan, Sabtu (10/04).
Pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) menjadi tema acara tersebut untuk membentuk karakter anggota Polri yang lebih humanis, terutama dengan maraknya aksi radikalisme akhir-akhir ini.
Sebagai pembicara diantaranya Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Bekasi, KH Mukti Ali Baidowi atau Kyai Kancil, Gus Makmun dan Kompol Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 anti terot, serta Ustaz Muchtar Khairi mantan teroris yang sudah bertobat.
"Kegiatan ini tidak hanya diikuti anggota Batalyon, tetapi juga anggota Binmaspol jajaran Polres Metro Bekasi," ucap Komandan Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya, Kompol Budi Prasetya.
Budi mengatakan, anggota Polri wajib memahami persoalan radikalisme. Tujuannya agar bisa melakukan penanggulangan dini terhadap keluarga dan lingkungan sekitar.
“Saya berharap, anggota saya bisa mengetahui paham paham dan pemikiran yang radikal," ungkapnya.
“Sehingga tidak terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang bisa merusak diri sendiri dan merugikan masyarakat banyak,” imbuh dia.
Untuk itu, Budi sengaja menghadirkan mantan teroris yang sudah bertobat dan meminta para kiai NU untuk untuk memberikan siraman rohani bagi anggotanya dan anggota Binmas jajaran Polres Metro Bekasi.
Dalam ceramahnya, KH Mukti Ali Baidowi mengaku antusias dan menyambut baik acara tersebut.
“Kami dari Lembaga Dakwah NU Kabupaten Bekasi merasa bangga hadir disini dan sangat mendukung upaya pak Danyon Budi Prasetya agar anggota Polri tidak terpapar paham radikal yang marak akhir-akhir ini di Indonesia," ungkap Mukti.
"Karena meskipun anggota Polri, tidak menutup kemungkinan terkena pengaruh paham radikal tersebut sehingga rentan melakukan aksi terorisme. “Semoga para petugas ini nantinya bisa membekali diri dan keluarganya, serta menyampaikan kepada masyarakat tentang bahaya radikalisme yang bisa membuat seseorang untuk melakukan hal-hal terorisme,” jelas Mukti.
Dijelaskannya bahwa di dunia ada 3 kelompok kelompok yang mengajarkan paham-paham pemurnian.
Ketiga paham tersebut yakni Salafi Hijawi, mengajarkan tentang aqidah dengan rujukan ibadahnya ke negeri Arab dan Yaman.
Lalu, Salafi Garoki, yang mengajarkan ibadah dan mempelajari politik keislaman. "Termasuk nilai-nilai Pancasila," ungkapnya.
Adapun ketiga yakni Salafi Jihadi. "Paham ini tidak hanya mengajarkan aqidah, tetapi juga paham radikal dan menghalalkan pembunuhan," ungkapnya.
Paham terakhir, kata dia, banyak melahirkan kelompol kelompok radikal, seperti JAD, JI dan MA. "Paham ini yang banyak melahirkan semua teroris di Indonesia," pungkasnya.