Pertumbuhan Ekonomi Lampung Rendah, Produksi Padi Anjlok 13,04 Persen

BANDARLAMPUNG - Pertumbuhan ekonomi Lampung Q1-2020 1,73%, lebih rendah dari growth Indonesia 2,97%. Luas lahan sawah yang hilang 9,34%, dari 512 ribu ha pada 2018 menjadi 464 ribu ha pada 2019.
“Petani sudah mulai terdampak oleh COVID-19. Konversi di lampung itu sangat minim, produksi padi di Lampung anjlok 13,04%. dari 2,49 juta ton pada 2018 ke 2,16 juta ton pada 2019,” ujar Guru Besar Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin dalam acara Webinar Membangun Kemandirian Pangan Daerah dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan PascaCOVID-19, Kamis (04/06).
Menurutnya, Lampung perlu bersiap dengan pertumbuhan yang lebih rendah lagi pada Q2-2020. Pertumbuhan negatif sektor pertanian (-2,84%) dan pertambangan (-1,50%) sangat besar dampaknya bagi perekonomian Lampung, sekaligus ancaman peningkatan kemiskinan.
“Ini serius, pangsa pertanian yang besar (29,65%) dibutuhkan menjadi basis perekonomian Lampung, tapi anjloknya sektor industri (1,41%) dan perdagangan (2,68%) adalah pukulan hebat. Transformasi struktural perekonomian di Lampung sangat lamban, Penggunaan teknologi modern dan peningkatan nilai tambah perlu menjadi norma baru pasca pandemi COVID-19,” jelasnya.
Dewan Komisioner dan Ekonom Senior INDEF tersebut merekomendasikan agar pemerintah Lampung lebih serius membenahi sektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan jasa pertanian lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Mei 2020 turun 10,50%. “Kebijakan pengamanan harga permendag 24/2020 tidak berfungsi baik. Di sisi lain, harga beras premium dan beras medium turun berturut-turut 8,41 dan 6,05 persen. Persoalan sistem logistik, distribusi dan perdagangan masih menjadi kendala di lapangan,” paparnya.
Menurutnya Bulog Lampung perlu terus membeli gabah petani dengan insentif harga yang memadai untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Pemerintah daerah juga perlu melakukan realokasi APBD untuk mitigasi risiko ketahanan pangan dan mendukung kerelewanan masyarakat.