Oleokimia, Dari 160 Produk Turunan CPO. Indonesia Baru Bisa 32

Oleokimia, Dari 160 Produk Turunan CPO. Indonesia Baru Bisa 32
Salah Satu Pabrik Pengolahan CPO jadi Oleokimia (Foto:Infosawit)
Dari 160 Produk Olahan CPO, Indonesia Baru mampu 32 Jenis. Bandingkan dengan Malaysia sudah mampu 120 Jenis Olahan Lainnya
Oleh: Erijely *)
 
Satu dari empat tulisan downstream CPO
CPO itu bisa saja dibuat langsung minyak goreng. Namun tidak efisien. Karena banyak residu dibuang begitu saja. Makanya jadi mahal minyak goreng. Padahal kalau diolah dalam industri downstream, maka ia akan menghasilkanya lebih dari 160 produk. Mari kita bahas dulu Oleokimia.
Oleokimia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu oleokimia dasar dan oleo-derivatives. Oleokimia dasar terdiri atas fatty acid, fatty ester, fatty alcohol, dan gliserol. Oleokimia derivates merupakan produk akhir.
Anda semua tahu produk ini : sabun dan detergen, intermediate, plastik, karet, kertas, lubricant, coating, personal care, makanan dan pakan, lilin dan lain-lain. Nah produk itu bahannya dibuat dari oleokimia. Oleokimia berupa Fatty acid. Nah Fatty acid itu sendiri dibuat dari CPO.
Dari oleokimia itu bukan hanya fatty acid, ada juga bahan antara yang bisa dihasilakan. Apa itu? Fatty alcohol. Disamping bisa digunakan sebagai bahan baku untuk sabun dan detergen, namun lebih banyak digunakan sebagai bahan baku personal care, lubricant, amines dan lain-lain.
Dari pengolahan oleokimia, pada industri pengolahan fatty acid, fatty alkohol dan biodiesel, ampasnya bisa dihasilkan produk samping berupa Gliserin. Nah Gliserin ini sebagai bahan antara untuk industri sabun, lotion, pelumas, printing ink, cake, candy, obat-obatan, nitrogliserin, odol, chewing gum, dan bahan pengawet.
Di Indonesia, tekhnologi pengolahan downstream CPO ini baru sekitar 32 jenis produk oleokimia dasar dan oleo-derivatives. Bandingkan dengan malaysia yang sudah menghasilkan 120 jenis. 70% penggunaan oleokimia sebagai bahan aktif surfaktan, yang terdiri dari metil ester sulfonat, alcohol sulfat, fatty amine, gliserol ester, dan lain-lain.
Ia menjadi supply chain industri : industri deterjen, industri kosmetik dan farmasi, kertas, industri cat, industri kimia, industri pangan dan lain lain. Bahkan ia bisa pengganti petrokimia dari minya bumi. Karena ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 
*) Praktisi Blogger dan Bisnis Aktif