Ketua BNN Kenalkan System Canggih Pemberantasan Narkoba ke Ketua DPD PBL Lampung

Ketua BNN Kenalkan System Canggih Pemberantasan Narkoba ke Ketua DPD PBL Lampung
Ketua BNN Pusat Komisaris Jenderal Heru Winarko Saat Kenalkan Sytem Canggih Kepada Bravo Lima Lampung (foto:istimewa)

JAKARTA - The Bourne  Indonesia. Masih ingetkan, trilogy film yang sempat booming tahun 2007 yang dibintangi oleh aktor Matt Demon. Ya, Badan Nasional Narkotika (BNN) sudah memiliki alat canggih seperti di film tersebut. IPv6 ini, yang jadi jargon system yang membentengi BNN untuk memberantas narkoba di Indonesia.

System SIPv6 tersebut diperkenalkan Kepala BNN Komisaris Jenderal Heru Winarko kepada Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung, Ary Meizari Alfian dan sejumlah pengurus DPD PBL Lampung, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (07/09) lalu.

IPv6, atau Internet Protocol version 6, merupakan versi terbaru IP (Protokol Internet), sebuah protokol komunikasi penyedia sistem identifikasi dan lokasi guna peruntukan jaringan komputer dan merutekan lalu lintas di internet.

Mantan Deputi Penindakan KPK itupun menjelaskan, IPv6 dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menangani pokok permasalahan kelelahan alamat IPv4 yang telah lama diantisipasi.

"IPv6 dimaksud untuk menggantikan IPv4. Desember 1998, IPv6 jadi Draft Standar untuk IETF, yang kemudian meratifikasinya sebagai Standar Internet pada 14 Juli 2017,” ujar mantan Kapolda Lampung itu.

Secara operasional, Heru menyebut IPv6 memberi manfaat teknis selain ruang pengelamatan yang lebih besar.

Pengingat, mode pengelamatan sendiri merupakan metode penentuan alamat operand pada instruksi yang ditaruh pada memori utama dan register CPU.

Tujuan pemilihan mode pengelamatan memengaruhi arsitektur komputer, dari mengurangi panjang instruksi dengan mempunyai medan yang pendek untuk alamat, hingga penyediaan bantuan tangguh bagi programmer untuk penanganan data kompleks seperti pengindeksan sebuah array, control loop, relokasi program, dan lainnya.

Ada tujuh teknik pengalamatan yang jamak ditemui, Immediate Addressing, Direct Addressing, Indirect Addressing, Register Addressing, Register Indirect Addressing, Displacement Addressing, dan Stack Addressing.

Dia menambahkan, secara khusus, ini memungkinkan metode alokasi alamat hirarkis yang memfasilitasi agregasi rute di internet, dengan demikian membatasi perluasan tabel routing.

"Penggunaan pengalamatan multicast diperluas dan disederhanakan, dan memberikan optimisasi tambahan untuk pengiriman layanan. Aspek mobilitas perangkat, keamanan, dan konfigurasi telah dipertimbangkan dalam desain protokol,” paparnya.

Sementara, Ketua DPD PBL Lampung Ary Meizari, mengaku surprise saat mendengar langsung paparan detail-teknis soal kecanggihan alat tersebut.

Mantan Ketua Kadin Bandarlampung dan Lampung ini mengapresiasi pula berbagai upaya strategis BNN menjaga citra positif kepada khalayak.

"Bukan lips service saya kira. Di kantor BNN ini terdapat Media Center yang dikemas secara melenial, ruang podcast, taman bacaan, space display hasil karya binaan BNN, kental kesan joyful happiness-nya, para petugasnya ramah, ya. Saya sebagai anak bangsa turut bangga," Ary mengilustrasikan apresiasinya.

Kesempatan itu, dia sempat bertukar pikiran, mendapat banyak wejangan berharga bagi indukan partisipasi publik termasuk ormas PBL dalam kinerja pemberantasan kejahatan narkoba sebagai sebuah kejahatan kemanusiaan dan extraordinary crime, di Tanah Air, juga di Lampung.