Besok, Itera Amati Hilal Ramadan 2023

BANDARLAMPUNG - Pusat
Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Institut Teknologi Sumatera
(Itera), akan melakukan pengamatan hilal Ramadan 1444 Hijriah pada Rabu (22/3/2023)
di Kompleks Stasiun Pengamat Bulan (OZT-ALTS) Taman Alat MKG Itera.
Pengamatan dilakukan menggunakan Teleskop Robotik OZT ALTS
yaitu refraktor triplet apokromat dengan diameter 152 mm dengan panjang fokus
1200 mm dan detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter
inframerah, dan kamera CMOS berwarna.
Teleskop OZT merupakan teleskop canggih buatan perusahaan
produsen teleskop robotic asal Jerman, ASTELCO yang diberikan melalui bantuan
Pemerintah Arab Saudi. Teleskop yang akan digunakan sebagai pusat pengamatan
bulan internasional tersebut hanya ada 14 buah di dunia, dan salah satunya di
kampus Itera.
“Kami juga akan
membuka pengamatan hilal Ramadan ini untuk umum, bagi masyarakat yang berminat
silakan hadir dengan melakukan pendaftaran,†ujar Kepala Pusat OAIL Moedji
Raharto, melalui keterangan tertulis.
Moedji menyampaikan selain Teleskop OZT, tim juga akan
menggunakan empat teleskop portabel Barride Optics A-102 (diameter 102 mm,
fokus 900 mm) untuk digunakan oleh peserta kegiatan selama proses pengamatan
hilal. OAIL juga akan mengundang perwakilan dari Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Lampung, beberapa perwakilan dari organisasi masyarakat, serta
mahasiswa Itera.
“Kami juga akan
membuka pengamatan hilal Ramadan ini untuk umum, bagi masyarakat yang berminat
silakan hadir dengan melakukan pendaftaran,†ujar Moedji.
Bagi masyarakat yang tertarik mengikuti pengamatan juga
diimbau untuk mengisi formulir pendaftaran yang disiapkan melalui bit.ly/hilal-Ramadan-1444h-itera
untuk mendaftar. OAIL juga akan melakukan streaming kondisi pengamatan melalui
kanal YouTube OAIL: https://tinyurl.com/youtube-oail, dan juga melalui media
sosial instagram @oail.itera.
Dalam keterangan tertulisnya, Moedji menyampaikan,
pengamatan hilal Ramadan dilakukan dengan mengikuti penanggalan awal bulan
Hijriah yang ditandai dengan terlihatnya (atau terhitung dapat terlihatnya)
bulan sabit muda (hilal) pada saat Matahari tenggelam pada tanggal 29 bulan
Hijriah. Jika pada tanggal 29 tersebut tidak teramati hilal atau terhitung
tidak mungkin teramati, maka tanggal pada bulan Hijriah akan digenapkan menjadi
30 hari.
Pada tahun ini, 29 Sya’ban 1444 H bertepatan pada tanggal 22
Maret 2023. Konjungsi toposentrik terjadi pada tanggal 22 Maret 2023 pada pukul
00.15 WIB. Pada saat Matahari terbenam di Itera pada pukul 18:10 WIB, Bulan
akan berada di atas horizon barat dengan umur Bulan 17 jam 15 menit. Dari perhitungan yang dilakukan oleh tim
OAIL, ketinggian Bulan pada saat Matahari tenggelam sudah mencapai +07°:34?:31? dan azimut Bulan sebesar +273°:33?:16?, dengan beda azimut +03°:02?:12? dari lokasi Matahari
terbenam, dengan elongasi sebesar +09°:13?:36?.
“Hilal ini kemungkinan akan cukup
tipis, akan tetapi dapat terlihat dengan alat bantu. Melihat dari posisi hilal,
sudah memungkinkan dideteksi dengan teleskop bila cuaca cerah,†ujar Moedji.
Hilal ini kemungkinan akan cukup tipis, akan tetapi dapat
terlihat dengan alat bantu. Melihat dari posisi hilal, sudah memungkinkan
dideteksi dengan teleskop bila cuaca cerah
Penentuan awal bulan Ramadan 1444 H akan tetap mengikuti
ketetapan pemerintah Republik Indonesia melalui sidang isbat yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Agama.
Moedji menyampaikan OAIL telah melaksanakan pengamatan hilal
sejak tahun 2017. OAIL menjadi salah satu pusat pengamatan hilal di Indonesia
dan selalu berkomitmen untuk tetap melayani permintaan masyarakat mengenai
adanya pengamatan hilal di Itera.
“Semoga pengamatan berjalan dengan lancar, dan langit yang cerah dapat
menyertai kegiatan ini, serta dapat mengabadikan citra hilal,†ujar Moedji.