Tingkatkan Keterampilan Pokdarwis, Unila Beri Pelatihan di Margasari Lampung Timur

BANDARLAMPUNG – Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok sadar wisata (Pokdarwis), sivitas akademika Universitas Lampung (Unila) melakukan kegiatan Program Kemitraan kepada Masyarakat (PKM) di Desa Margasari, Labuhanratu, Lampung Timur.
Kegiatan tersebut untuk mendukung pengelolaan ekowisata hutan mangrove berkelanjutan.
Ketua Tim Pengabdian Unila Skema Program Kemitraan Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) 2022, Dr Rahmat Safe’I mengatakan, selama ini, hutan mangrove di Desa Margasari, Lampung Timur, dikelola Pokdarwis Sekar Bahari.
“Namun, keterlibatannya masih tergolong pasif. Di sisi lain, kondisi hutan mangrove di sana banyak mengalami kerusakan dan membutuhkan penanaman kembali,” kata Rahmat, Rabu (3/8/2022).
Selain itu, melimpahnya limbah cangkang kerang yang belum dimanfaatkan memiliki potensi untuk dijadikan produk kerajinan sehingga menghasilkan nilai jual. Dalam hal ini, tentunya harus ada kegiatan pemanfaatan dan pemasaran meliputi pembuatan produk, promosi serta penjualan.
Menurutnya, kegiatan pemasaran akan lebih mudah jika dilakukan melalui media sosial. Oleh sebab itu, pelatihan pembuatan website dan media sosial kepada anggota Pokdarwis perlu dilakukan agar produk dapat dikenal masyarakat luas.
“Kegiatan PKM dilaksanakan sebagai salah satu bentuk penerapan tridarma perguruan tinggi,” ujarnya.
Kegiatan PKM dilaksanakan pada 29-31 Juli 2022 diikuti 20 peserta anggota Pokdarwis Sekar Bahari. Pada hari pertama, kegiatan pembuatan dan pelatihan penggunaan website dan media sosial yang disampaikan Aristoteles. Website dan media sosial akan digunakan untuk mempromosikan ekowisata hutan mangrove dan hasil kerajinan limbah cangkang kerang.
Hari kedua, kegiatan pelatihan pemanfaatan hasil limbah cangkang kerang yang disampaikan Dr. Indra Gumay Febryano dan Darso selaku pengrajin limbah cangkang kerang. Kerajinan dari limbah cangkang kerang yang dibuat antara lain berupa bunga, vas bunga, bros (penjepit hijab), dan kotak tisu.
Hari ketiga, dilanjutkan kegiatan pelatihan pembuatan bibit mangrove yang disampaikan Rahmat Safe’i.