Peringati HPSN, Pegiat Persampahan Adakan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik

BEKASI - Sejumlah lembaga pegiat persampahan dan lingkunan hidup seperti Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), Koalisi KAWALI Jawa Barat dan Bekasi Raya, Perkumpulan Gerakan Aksi Persampahan Indonesia (GAPINDO), Jajaka Nusantara dan TPS 3R Nurul Hikmah Sumberjaya, mengadakan kegiatan pelatihan pengolahan sampah organic.
Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 yang jatuh pada 21 Februari lalu, dilaksanakan di sekretariat TPS 3R Nur Hikmah Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/02).
Kegiatan tersebut diikti pemulung, tukang sortir, sopir pengangkut sampah dan pelapak
“Sesuai makna HPSN tahun ini ‘Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi’. Mereka yang selama ini mencari nafkah dan menggantungkan hidup dari sampah, bekerja tanpa perlindungan dan jaminan hukum, asuransi, keamanan kesehatan, dll. Sektor informal persampahan riskan dan rawan jaminan kehidupan,” ungkap Ketua KPNas Prof Bagong Suyoto.
Bagong meminta kepada pemerintah pusat dan daerah memperkuat kerja-kerja pemulung.
“Pemulung dan sektor informal telah berpuluh-puluh tahun memberi bakti nyata dalam pengelolaan sampah sistem 3R (reduce, reuse, recycle) di negeri ini. Dari kegiatan 3R itu mampu menciptakan lapangan kerja dan memperbesar industri daur ulang di Indonesia. Mereka pantas dijuluki sebagai Pahlawan 3R Sampah,” ujarnya.
Bagong menegaskan, pemulung dan sektor informal mempunyai peran penting dalam siklus daur ulang plastik dan kertas. Pemerintah pusat secara jelas mengakui peran pemulung tersebut. Guna menambah semangat dan produktivitas sektor informal maka perlu dukungan investasi, infrastruktur, teknologi, anggaran operasional, pemasaran daur ulang, dan informasi yang tepat dan cepat.
“Selain itu, pemulung dan sektor informal perlu dukungan legalitas kegiatan/usaha, peningkatan kapasitas, ketrampilan dan wawasan serta pendampingan berkelanjutan. Dalam konteks ini aktivitas advokasi dan pelatihan-pelatihan pengelolaan sampah dan kesehatan lingkungan akan tetap dibutuhkan di masa sekarang dan mendatang,” pungkasnya.