Mensos Kukuhkan Pelopor Perdamaian Indonesia di Mesuji

Mensos Kukuhkan Pelopor Perdamaian Indonesia di Mesuji
Foto: Ahmad Fauzi/monologis.id

MESUJI – Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara, melaunching dan mengukuhkan Pelopor Perdamaian Indonesia di Kompleks Taman Kehati, Mesuji, Lampung, Selasa (01/12).

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Pelopor Perdamaian Wujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa”.

“Segenap warga negara Indonesia mempunyai cita-cita untuk hidup damai dan sejahtera. Namun, kebhinekaan yang sejatinya adalah berkah bagi bangsa Indonesia dibarengi pula dengan potensi konflik; dan ini diperburuk oleh imbas negatif dari COVID-19. Kementerian Sosial RI bersama dengan korps relawan mewakili semangat, tekad, dan kerja keras dalam menjaga keserasian sosial dalam memelihara persatuan dan kesatuan,” ungkap Juliari P. Batubara.

Dia menyampaikan, Indonesia memiliki hampir 1.500 suku bangsa yang tersebar di 17.000 pulau. Ini adalah kekayaan yang harus dijaga bersama dengan toleransi, saling menghargai dan menghormati agar kita dapat hidup damai berdampingan.

“Cita-cita perdamaian ini bukan tanpa tantangan. Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Nasional mencatat pada tahun 2018 – 2019 saja, terjadi 71 peristiwa konflik sosial di berbagai Provinsi. Sebagian besar dilatarbelakangi oleh persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya,” ujarnya.

Ditambahkannya, Data Statistik Potensi Desa (Podes) 2018 menunjukkan hampir 3.150 atau 3,75% dari  total 84.000 desa di Indonesia rawan konflik sosial, dan menjadi ajang perkelahian massal.

“Sekarang dan sampai dengan waktu yang tidak dapat ditentukan kedepan, imbas pandemik  COVID-19 ini ibarat menghembus api dalam sekam, dapat memantik perbedaan dan ketegangan menjadi konflik sosial terbuka,” kata Juliari P. Batubara.

Pada sisi lain, lanjut dia, ada harapan yang tidak kunjung padam. Pengalaman membuktikan keberhasilan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para relawan lainya untuk memelihara nilai-nilai kearifan lokal, menyelesaikan konflik sosial, dan mewujudkan kembali keserasian sosial.

“Untuk memperkuat peran penting masyarakat dalam mencegah dan mengatasi berbagai  persoalan di masyarakat khususnya yang berpotensi terjadinya konflik sosial.

PORDAM, yang beranggotakan hampir 1.500 relawan di seluruh wilayah Indonesia. Memasuki usia 10 tahun, semangat para relawan tidak pernah pudar. Maka, dengan semangat

Kementerian Sosial “hadir”, korps ini dikukuhkan kembali, dan diperkuat.

“Relawan PORDAM adalah peredam potensi perpecahan” begitu kata Menteri Sosial.

Menurutnya, PORDAM berbeda dengan TAGANA yang datang dengan seragam mencolok dari luar wilayah bencana dan melakukan tindakan yang cepat di lapangan, relawan PORDAM adalah para relawan lokal yang bekerja dengan senyap, selalu ramah, bertutur lembut, dan berdada lapang.

Sebagai aset Kementerian Sosial, korps relawan PORDAM sudah dilatih, diorganisasi, dan didukung untuk memelihara perdamaian termasuk melalui Layanan Dukungan Psikososial.