Kenaikan Harga Bahan Makanan Jadi Penyebab Naiknya Garis Kemiskinan di Lampung

BANDARLAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat selama periode September 2019 hingga Maret 2020, garis kemiskinan naik sebesar 4,38 persen, yaitu dari Rp434.675 per kapita pada September 2019 menjadi Rp453.733 per kapita pada Maret 2020.
Sementara pada periode Maret 2019-Maret 2020, garis kemiskinan naik sebesar 8,47 persen, yaitu dari Rp418.309 per kapita pada Maret 2019 menjadi Rp453.733 per kapita pada Maret 2020.
Dari rilis yang diterima monologis.id, Selasa (21/07), hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya mereka yang berada disekitar garis kemiskinan belum mampu mengimbangi kenaikan harga pada saat garis kemiskinan mengalami kenaikan. Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan (GK), yang terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM), peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
“Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2020 sebesar 75,41 persen. Artinya kenaikan harga pada bahan makanan di tengah masyarakat menjadi salah satu penyebab kenaikan garis kemiskinan yang terjadi di provinsi Lampung,” ujar Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada Maret 2020, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 19,48 persen di perkotaan dan 25,99 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (15,14 persen di perkotaan dan 10,14 persen di perdesaan).
Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,49 persen di perkotaan dan 4,04 persen di perdesaan), gula pasir (2,35 persen di perkotaan dan 2,86 persen di perdesaan), tempe (2,05 persen di perkotaan dan 2,33 persen di perdesaan), bawang merah (2,04 persen di perkotaan dan 2,40 di perdesaan), dan seterusnya.
“Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi,” terangnya.