Guntur Elmogas Didapuk Jadi Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi

Guntur Elmogas Didapuk Jadi Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi
Foto: Dian Surahman/monologis.id

BEKASI – Sejumlah budayawan Kabupaten Bekasi menggelar urun rembuk menyikapi makin terdagradasinya budaya asli daerah tersebut.

Hadir pada pertemuan di Sekolah Alam Prasasti Kampung Kali Piket Desa Sukatenang, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (23/05) sejumlah budayawan diantaranya Suryadi, Hasanudin, Guntur Elmogas, Majayus Irwan, Akromusyuhada, Endra Kusnawan, Wito, Ki Maja, Ryan Hamzah, Kong Bisot, Nur Salim, Ramin Sanjaya, Rajab dan Agus.

Hampir semua yang hadir prihatin dengan geliat pergerakan Kebudayaan Daerah Kab Bekasi.

“Ketinggalan selangkah. Eh, berpuluh-puluh langkah Kabupaten Bekasi itu dari Kota Bekasi,” ujar Endra Kusnawan.

Di Level Provinsi, menurut Ki Maja, dia selalu ditanya kemana Budayawan Kabupaten Bekasi. Sebab menurutnya, di forum-forum Provinsi dan Pusat, Kabuapten Bekasi selalu absen.

“Iya. Saya selalu ditanya mana Kabupaten Bekasi?,” kata Ki Maja.

Apalagi saat ini Kabupaten di Bekasi dituntut untuk menginventarisasi Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). “ Kota Bekasi mah sudah dibentuk tahun 2018,” katanya.

Yang ironis, sejumlah agenda Kebudayaan Kabupaten Bekasi malah konsutannya dari Bandung.

Sadar akan fakta-fakta di lapangan bagaimana Kebudayaan di Kabupaten Bekasi menunjukan degradasi dari masa ke masa seiring dengan perkembangan pembangunan. Kebudayaan lokal perlahan namun pasti menunjukan siklus penurunan drastis.

Hasil diskusi tersebut mengerucut pada satu titik.  Para pegiat budaya yang hadir sepakat untuk membentuk Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi dengan menunjuk Guntur Elmogas sebagai Ketua Umum dan Komarudin Ibnu Mikam selaku Sekjen.

Setelah terbentuk. Agenda selanjutnya menemui para pemegang kebijakan. Lihat respon mereka. “Kalo romanah lampu ijo, jalan. Lampu kuning, kita fifty-fifty. Kalo Lampu merah, Pulanng!” kata Komar.

Artinya, bahwa Agenda ini melihat respon pemangku kebijakan. Kalau dirasa-rasa tak direspon. Pulang. Kalau direspon baru maju terus.

Guntur juga sempat cerita. Betapa penggiat Kebudayaan di DKI Jakarta nasibnya indah bangat. Dalam setiap kebijakan, Budayawan diikut sertakan urun rembug. Karena Budaya dan Kearifan Lokal esensinya adalah merekatkan, menertibkan, penghormatan dan kehalusan budi. Maka merasuknya jiwa Kebudayaan dalam produk-produk perundang-undangan meniscayakan karakter pembangunan yang pro lingkungan dan mensejahterakkan masyarakat tempatan.

Acara ditutup dengan pembacaan puisi Prasasti untuk Palestina oleh Ryan Hamzah yang dinobatkan sebagai Presiden Penyair Bekasi. Sebuah penghargaan atas dedikasi dan pengabdiannya untuk perkembangan sastra di Bekasi.

 

MonologisTV: WALI KOTA BEKASI AJAK KADIN BERSINERGI