Gedung KNPI SBT Dipalang, Rumata: Ini Bukan Rumah Pribadi

SERAM BAGIAN TIMUR – Dualisme di tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, kembali meruncing diakibatkan penggunaan gedung Graha Pemuda.
Gedung yang memang diperuntukan bagi KNPI SBT kondisinya sangat memprihatinkan pascadibangun beberapa tahun lalu.
Melihat kondisi tersebut, KNPI SBT dibawah kepemimpinan Rusdy Rumata cs berinisiatif membersihkan gedung itu untuk digunakan. Namun, setelah selesai dibersihkan justru gedung tersebut di palang pada Selasa (16/02) malam.
Tidak lama kemudian, muncul postingan di sosial media (Facebook) dengan nama akun Knpisbt menyebutkan, gedung tersebut tidak bisa digunakan oleh KNPI versi Rusdi Rumata.
Menurut isi postingan tersebut, yang berhak menggunakan gedung tersebut adalah KNPI dibawah kepemimpinan, Said Awat Almahdaly dan Nuzul Banda
“Hari ini KNPI di bawa pimpinan Said Awat Almahdaly dan Nuzul Banda memblokir sekretariat yang akan digunakan oleh Rusdi Rumata. Ketika berbicara sejarah KNPI yang punya hak menggunakan sekretariat KNPI Kabupaten SBT yaitu KNPI di bawah pimpinan Said Awat Almahdaly dan Nuzul Banda bukan Rusdi Rumata,” tulis akun tersebut.
Rusdy Rumata yang dikonfirmasi media mengatakan, sikap yang ditunjukan dengan melakukan pemalangan terhadap gedung ini merupakan perbuatan tidak terpuji. Sebab menurutnya, sekretariat Graha Pemuda tersebut bukan milik versi tertentu termasuk KNPI dibawah kepemimpinan dirinya.
Diakuinya, alasan tidak menempati gedung ini dari awal untuk menghindari keributan antara mantan ketua KNPI, Tahir Rumasera yang sedari awal menempati gedung tersebut.
“Ini sikap tidak terpuji, ini bukan milik saya dan juga bukan milik versi tertentu. Ini gedung milik Pemuda yang termasuk didalamnya adalah OKP/OKPI yang memiliki garis koordinasi dengan KNPI. Saya biarkan gedung ini untuk menghindari keributan dengan bang Tahir yang saat itu duluan menempati Graha Pemuda,” tutur Rumata.
Rumata menambahkan, gedung pemuda ini beberapa tahun terakhir tidak ditempati, sehingga terlihat seperti rumah kumuh, sehingga dirinya berinisiatif untuk mengajak beberapa pimpinan OKP/OKPI untuk bersama-sama membersihkan dengan tujuan untuk difungsikan.
“Saya tetap terbuka dengan KNPI versi mana pun juga untuk menggunakan gedung tersebut. Karena ini merupakan graha pemuda sehingga bukan saja KNPI, OKP/OKPI menempati pun tidak masalah. Saya juga tetap welcome dengan KNPI versi manapun yang menggunakan sekretariat asalkan benar-benar KNPI. Tetap kita gunakan, ini graha pemuda bukan rumah pribadi,” tegas Rumata.