
Foto: M Fitrah Suneth/monologis.id
SERAM BAGIAN TIMUR - Banjir kembali merendam puluhan rumah warga di kota Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, Sabtu (10/07) lalu.
Wakil ketua DPRD SBT Agil Rumakat mengatakan, banjir di Kota Bula tidak boleh dianggap biasa. Kondisinya bisa lebih parah dan menelan banyak korban jika tidak segera diantisipasi.
Menurutnya, peristiwa ini bukan hal baru dan pertama kali terjadi. "Langkah antisipasi sudah harus dilakukan, jangan dianggap biasa saja, sebab ke depan bakal lebih parah seiring padatnya permukiman warga," ucap Rumakat, Selasa (13/07).
Dikatakannya, pemerintah daerah melalui dinas teknis tidak secepatnya mengambil langkah antisipatif, maka dikhawatirkan banjir bakal merenggut korban jiwa apalagi, apalagi kondisi banjir di malam hari. Kekhawatiran Wakil Ketua DPRD itu didasarkan pada fakta bertambahnya permukiman warga yang terus meningkat setiap saat.
Dijelaskannya, padatnya permukiman warga dapat berisiko pada tingkat serapan air yang cukup rendah, sehingga menurut ny, dapat memicu cepat terjadinya banjir. Bukan hanya itu pembukaan lahan baru baik untuk perkebunan maupun permukiman warga, juga turut memberikan berisiko.
Namun demikian, jika pemerintah daerah berkenaan, maka penanganan banjir di kota ini tidak terlalu sulit layaknya kota-kota di pulau Jawa. Pasalnya kota Bula sendiri permukiman penduduknya belum terlalu padat sehingga rekayasa penanganan banjir masih dapat dilakukan. Sehingga politikus Partai Golkar ini menyampaikan, langkah penanganan banjir harus dilakukan secara terpadu melibatkan sejumlah OPD teknis meliputi dinas perumahan, pekerjaan umum dan BPBD serta harus mendapat dukungan politik anggaran dari lembaga DPRD.
Diketahui banjir pada Sabtu (10/07) siang menyebabkan puluhan rumah warga di Bula terendam. Banjir terjadi di beberapa lokasi namun yang paling parah terdapat di kawasan Waegondar Kota Bula. Di lokasi ini banjir merendam puluhan rumah penduduk, perabot dan barang-barang di dalam rumah seperti TV, Kulkas dan lainnya ikut terendam.
Banjir tersebut, dipicu luapan air sungai akibat derasnya curah hujan sejak pagi hari. Selain itu sistem drainase yang belum dibangun juga turut menjadi penyebab banjir. Selain rumah, beberapa unit kios milik warga setempat juga ikut tersapu banjir, sebagian barang dagangan tidak bisa diselamatkan. Saat banjir berlangsung warga melakukan evakuasi secara mandiri dibantu warga lain yang datang untuk berusaha menyelamatkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman.
Di lokasi lain seperti depan BRI, sejumlah tempat usaha dan rumah warga di kawasan ini juga ikut terendam banjir, ketinggian air diperkirakan mencapai 50 cm. Sama seperti Waigondar, di lokasi ini juga warga secara mandiri berusaha mengatasi arus air agar banjir tidak begitu parah di dalam rumah. Kepala Desa Bula, Ismail Pattikupang dikonfirmasi menyebut sekitar 50 rumah warga di desanya yang ikut terendam banjir.